Seolah Ngumpet Di Tempat Terang

Pak haji Mukri, begitulah kira-kira kami memanggilnya. Setiap maghrib dialah yang paling duluan hadir dan baru ba'da isya untuk beranjak pulang. Biasanya setiap minggu tiga kali ba'da maghrib dimasjid kami ada pengajian. Senin, selasa dan jumat malam. Haji Mukri senantiasa mengikuti pengajian dan mendengarkan dengan seksama. Jika waktu sesi tanya jawab disaat sang ustadz mempersilahkan haji mukri bertanya selalu dijawabnya dengan senyuman.

Rupanya ada kawan yang memperhatikan semua aktifitas haji mukri, katanya "mas agus, haji mukri itu rajin ya ke masjid dan kalo saya perhatikan dia juga rajin mengikuti pengajian. Saya malah berfikir haji mukri ini ahli ibadah yang sebenarnya patut membimbing kita, bagaimana kalo kita minta saja dia mengisi kultum atau pengajian malam buat orang-orang muda seperti kita." Mendengar itu saya pun menganguknya.

Lantas beberapa malam kemudian saya dan kawan itu baru sempat bertemu haji mukri dan menyampaikan keinginan kami untuk mengajar dan memimbing kami. Mendengar permintaan kami haji mukri hanya tersenyum dan tidak berkata apapun seolah ngumpet ditempat terang. Menjawab iya juga tidak, menjawab nggak juga tidak. "Terus gimana haji mukri? Jawab dong iya apa tidak, biar kita tidak terus menunggu nih."teriak kawan saya agak jengkel.


0 Response to "Seolah Ngumpet Di Tempat Terang"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel