Macet Itu Asyik loh..

Kalau ingin wisata kemacetan cobalah berkeliling kota Jakarta. Apa lagi yang tinggal di Ciledug. Yang namanya macet hampir jadi makanan sehari-hari. Tidak mengenal pagi, siang, sore atau malam macet bisa dijumpai dimanapun. Selain macet bisa membuat stress juga membuat pusing tujuh keliling dari hari-hari tanggal tua.

Pernah saya mengeluh paada istri bagaimana macetnya diperjalanan menuju ke kantor. Katanya, “Mas, obatnya macet adalah berzikir. Selain mengobati stress dan pusing tujuh keliling juga mendapat pahala lho.”

Sejak itu ketika saya ditengah kemacetan, waktu saya gunakan sebaik mungkin untuk berzikir, ternyata asyik juga ya…

4 Responses to "Macet Itu Asyik loh.."

Imam Fathurachman said...

Benar Sekali Pak...
Meskipun kita kena macet dan kadang harus berdiri di bis, tapi ketika kita lantunkan dzikir malah terasa menyenangkan. Malah saya biasanya selesaikan al matsurat pas di bis (pergi dan pulang).
Jazakallah atas nasihatnya pak..
wassalam.

Anonymous said...

Kalau saya, obatnya macet itu naik motor. Jangan naik mobillah.. Hehehe...

Anonymous said...

Mas Agus, kalau macet memang gimana lagi ya, zikir jadi berpahala. Tapi kemacetan adalah sebuah masalah besar pengelola kota yang mestinya bisa diminimalisir dengan perencanaan tata kota yang baik.

Anonymous said...

soal macet? wah saya biasanya menghindari macet dengan menyiasati waktu. Sewaktu saya kerja di Bandung (kebetulan dosen) saya atur waktu kuliah agar tidak pada saat jam-jam macet.

Sekarang kerja di jkt (bukan dosen) saya siasati dengan "kost" di kantor, hehe. Lumayan utk penghematan juga. ;)

Ada juga seorang teman menyiasati dengan memundurkan waktu kerja. Dia datang siang pada saat sudah tidak ada macet, dan pulang larut malam. Jam kerja tetap tidak berkurang. Tentu saja dia bisa melakukan itu arena dia itu peneliti, bukan petugas public services.

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel