Kosa kata

Setelah sekian lama tenggelam dalam kesibukan, hampir jarang berkomunikasi dengan Hana membuat saya sulit memahami ada yang dimau. Seperti kosa kata antara jajan dan jalan-jalan yang terdengar ditelinga saya hampir sama. Beberapa kali hana menangis karena saya salah mentafsirkannya. Pernah minta jajan, kami pergi ke warung. Ternyata Hana tidak minta jajan melainkan minta jalan-jalan. Pernah juga saya kira minta jalan-jalan, ternyata minta jajan.

Begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak teman yang bertutur pada saya tentang pertengkaran atau perselisihan yang berawal dari salah memahami kosa kata. Seringkali kosa kata yang terdengar pada telinga kita sangat bergantung pada persepsi yang ada pikiran kita. Jika persepsi yang terbangun adalah kamu. Semua kosa kata yang terdengar, “semua adalah tanggungjawab kamu.” “Saya menderita gara-gara kamu. Ini semua salah kamu.”

Jika persepsi terbangun adalah saya. “Semua itu karena saya. Kalau tidak ada saya, kamu jadi apa.” Ketika persepsi sudah bukan lagi saya atau kamu, berarti persepsi itu adalah kita. Seperti yang diucapkan seorang suami pada istrinya, “kebahagianku adalah kebahagiaanmu juga sayang.” “apalah artinya diriku tanpa dirimu.” “apa yang kau rasakan juga aku rasakan.”

Disaat itulah saya menyadari bahwa persepsi yang saya miliki masih dalam persepsi saya pada diri Hana, sehingga saya kurang peka terhadap apa yang dia kehendaki.

1 Response to "Kosa kata"

Anonymous said...

Assalamu'alaikum,

Salam kenal sebelumnya pak.Tulisannya memberikan pencerahan bahwa kita mesti juga memandang suatu hal dari berbagai sudut pandang bukan hanya persepsi kita sendiri.

Keep up a good write!

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel