Pengikat Kesetiaan

Pada hari minggu. Pagi-pagi Hana sudah bangun. Ibunya mengajak ke pasar. "kenapa mesti pagi sekali?" tanya saya. "jam 9 saya janji mau ngajarin bikin roti, anak-anak ngaji.."kata istri saya. ternyata saya baru tahu kalau pagi ini saya mesti mengantar buat belanja untuk kebutuhan bikin roti untuk praktek anak-anak pengajian.

Kegemaran istri saya mengajarkan ketrampilan untuk anak-anak pengajian merupakan kegembiraan buat Hana dan juga saya. selain bisa menikmati roti buatan istri saya yang lumayan enak. Namun juga saya bisa merasakan kebahagiaan istri saya ketika mengajar anak-anak. Kebahagiaan itulah sebagai pengikat kesetiaan didalam keluarga kami.


Rumah tangga ada yang berlangsung lama, masing-masing setia kepada perkawinannya hingga kakek nenek, ada yang ketika nikah, pernikahannya dilaksanakan dengan meriah, banyak tamu, banyak ucapan selamat, banyak kado, tetapi, bahtera baru sebentar berlayar, ombak demi ombak datang menghantamnya. Meski sarana materi boleh jadi tercukupi, tetapi di sana tidak lagi ada kelembutan, kemesraan dan kesetiaan. Agenda harian rumah tangga berubah menjadi pertengkaran, kebencian dan makian.

Keanggunan hidup berumah tangga sangat bergantung kepada faktor pengikat kesetiaan di antara mereka. Ada hadis Nabi yang sarinya bisa diungkapkan dengan sebagai berikut: Pada dasarnya setiap kita memiliki tiga kelompok sahabat, pertama, harta. Kedua, keluarga. Ketiga, amal shaleh.

0 Response to "Pengikat Kesetiaan"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel