Tugas hidup Yang Indah

Pagi sehabis sholat subuh, kami sudah berbenah. Istri menyiapkan sarapan pagi. Icha sudah selesai mandi. Hana sudah sibuk dengan tas dan bukunya. Pagi kami sarapan bersama. Icha bertanya pada saya, "apa sih kak Tugas hidup kita?"

saya katakan padanya, "setiap orang yang beriman, tugas hidupnya yang indah adalah beribadah kepada Alloh. setiap apapun yang kita lakukan semata-mata karena Alloh SWT."

Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah kepada Alloh SWT Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Disebutkan dalam al Qur’an bahwa tidaklah Alloh SWT menciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada Nya, wama khalaqtu al jinna wa al insa illa liya`budun. Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup manusia, tetapi tugas yang harus dikerjakan sepanjang hidupnya.

Ibadah mengandung arti menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Yang amat Besar dari Alloh Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah rendah hati, tidak sombong dan disiplin. Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat mahdlah atau murni, yakni ibadah yang hanya satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti salat dan puasa, ada ibadah yang bersifat material-sosial seperti zakat dan sadaqah, ada ibadah yang bersifat fisik, material dan sosial seperti ibadah haji.

Ibadah juga terbagi menjadi dua klassifikasi, ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus adalah ritual yang bersifat baku dan ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi, sedangkan ibadah umum adalah semua perbuatan baik yang dikerjakan dengan niat baik (niat ibadah) dan dilakukan dengan cara yang baik.

1 Response to "Tugas hidup Yang Indah"

manzaidi said...

Assamualaikum Pak Agus...Setiap hari emel ilmu Pak Agus terus masuk dalam emel saya. Setiap hari juga saya selalu membacanya. Syabas Pak Agus. saya begitu kagum dengan ilmu yang Pak Agus miliki, setiap hari ada-ada saja ilmu baru yang sedikit pun tidak terlintas dalam fikiran saya untuk mencoretkannya, tetapi Pak Agus ternyata manusia yang agung pada saya. Kehidupan Pak Agus juga menjadi ikutan saya satu keluarga. Betapa ceria, bahagia dan harmoni Pak Agus dengan isteri dan anak. Bahkan, anak Pak Agus si Hana seorang anak yang baik dan pintar. Saya bangga dengan kebijakkan Pak Agus mendidiknya.

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel