Nafs Sebagai Sisi Dalam Kita

Malam sudah begitu larut. Adzan Isya' sudah berlalu. Sebelum pulang anak-anak Amalia berdoa. Kami mendoakan kebahagiaan bagi semuanya.

Doa itu begitu khusyu' hingga doa itu hampir tidak terdengar ada suara. Selesai berdoa Ratna bertanya pada saya, 'apakah Allah SWT mendengarkan doa kita kak?' Saya katakan padanya doa yang terucap ataupun didalam hati semuanya akan didengar oleh Allah SWT.'

Surat al-Rad / 13:10, mengisyaratkan bahwa manusia mamiliki sisi dalam dan sisi luar.

Sama saja (bagi Allah SWT), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapan-ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari (Qs. al-Rad / 13:10).

Kesanggupan manusia untuk merahasiakan dan berterus terang dengan ucapannya merupakan petunjuk adanya sisi dalam dan sisi luar dari manusia. Al-Quran juga menyebut hubunngan antara sisi dalam dan sisi luarnya. Jiak sisi luar manusia dapat dilihat pada perbutan lahirnya, maka sisi dalam, menurut al-Quran berfungsi sebagai penggeraknya. Surat al-Syam /91:7 secara tegas manyebut nafs sebagai jiwa. Jadi sisi dalam manusia adalah jiwanya.

Sekurang-kurangnya al-Quran dua kali menyebut nafs sebagai sisi dalam yang mengandung potensi sebagai penggerak tingkah laku, yaitu pada surat al-Rad / 13:11 da surat al-Anfal / 8:53.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mareka merobah keadaan yang ada pada nafs mereka (Qs. al-Rad / 13:11).

Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada nafs mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. al-Nafal / 8:53).


Surat al-Rad / 13:1-7 menyebutkan tentang kekuasaan Allah dan kesempurnaan ilmu-Nya pada sistem jagad raya, serta keheranannya terhadap orang yang tidak percaya. Ayat 8-9 menyebutkan kesempurnaan pengetahuan Allah SWT terhadap kapasitas dan proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan Ibunya. Allah telah menetapkan kapasitas manusia atau persatu sejak dini. Ayat 10 mengisyaratkan bahwa manusia memiliki sisi luar dan sisi dalam, sisi yang tampak dan sisi yang tidak tampak, yang keduanya tampak jelas bagi-Nya.

Pada ayat 11, al-Quran menegaskan komitmen Allah SWT dalam memberikan rahmat kepada manusia, yakni dengan mengirimkan malaikat rahmat untuk selalu menyertai, mengawasi dan menjaganya. Meskipun demikian manusia tetap diberi ruang yang besar untuk menggapai apa yang diinginkan, sehingga apa yang dicapai bergantung usahanya. Allah SWT tidak hanya memberikan anugerah berupa nikmat kepada manusia atau masyarakat, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut serta dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Jadi pada surat al-Rad / 13:11 mengisyaratkan peluang keberhasilan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada surat al-Anfal / 8:53 secara lebih jelas disebutkan bahwa apa yang ada pada suatu kaum itu ialah nikmat Allah SWT bagi manusia. Ayat sebelumnya (52) dan sesudahnya (54) secara jelas menceritakan pasang surut kejayaan dan keruntuhan Firaun dan orang-orang sebelumnya di mana siksaan Allah datang disebabkan oleh perbuatan mereka mendustakan-Nya. Jadi surat al-Anfal /8:53, mengisyaratkan bahwa kejayaan suatu kaum bergantung kepada apa yang ada dalam nafs mereka, karena Allah SWT tidak akan mencabut atau mendatangkan suatu tingkat kesejahteraan begitu saja kepada suatu kaum tanpa peran mereka, dan peran itu bersumber dari apa yang ada dalam nafs mereka.

Dengan demikian kata mengisyaratkan bahwa nafs itu merupakan sisi dalam manusia yang juga merupakan wadah bagi suatu potensi, dan sesuatu itu sangat besar perannya bagi perbuatan manusia. Apa yang ada di dalam nafs manusia berperan besar dalam mempertahankan, menambah atau mangurangi tingkat sosial ekonomi masyarakat. Baik surat al-Rad maupun al-Anfal menghubungkan apa yang ada di dalam nafs,-dan dari sana lahir perbuatan akan dapat melahirkan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan manusia di muka bumi ini.

Pekerjaan melakukan perubahan adalah pekerjaan yang melibatkan gagasan, perasaan dan kemauan. Oleh karena itu apa isi anfus seperti yang dimaksud dalam term pastilah suatu potensi, atau sekurang-kurangnya diantara muatan nafs adalah potensi, yakni potensi untuk merasa, berpikir dan berkemauan. Dari term dapat dipahami bahwa nafs bukan alat, tetapi lebih merupakan ruang dalam atau rohani manusia yang sangat luas dan juga manampung aneka fasilitas, ibarat ruang besar yang berkamar-kamar, menampung seluruh aspek nafs manusia, yang disadari maupun yang tidak disadari.

Hal ini diisyaratkan dalam surat Thaha / 20:7 yang berbunyi:

Dan jika kamu mengeraskan suaramu maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

Menurut al-Maraghi, al-sirr atau rahasia adalah apa yang dirahasiakan seseorang kepada orang lain, sedangkan makna akhfa atau yang tersembunyi adalah apa yang terlintas di dalam hati tetapi sudah tidak disadari, sama dengan apa yang dalam istilah Ilmu Jiwa disebut alam bawah sadar.

0 Response to "Nafs Sebagai Sisi Dalam Kita"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel