Wa'd-Wa'id dalam Mengubah Tingkah Laku

Al-Qur'an secara keseluruhan merupakan ajakan kepada manusia untuk mengesakan dan menyembah Alloh SWT, seperti yang dijelaskan surat Q., s. al-Dzariyat / 51:56. Seruan-seruan al-Qur'an dimaksud untuk mengubah tingkah laku manusia, dari yang tercela menjadi terpuji, dari jalan sesat ke jalan kebenaran, dari kegelapan ke cahaya yag terang. Sebagai satuan, al-Qur’an disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk, (Q., s. al-Baqarah / 2:2), sebagai obat (Q., s. al-Isra / 17:82), sebagai nasehat (Q., s. al-Nahl / 16:69) sebagai bentuk kasih sayang Alloh SWT (Q., s. al-Isra / 17:82), sebagai peraturan (Q., s. al-Jatsiyah / 45:18), sebagai bacaan (Q., s. al-Baqarah / 2:2 sebagai pengetahuan tinggi (Q., s. Alu 'Imran / 3:48) sebagai peringatan (Q., s. al-Hijr / 15:9) dan sebagai penjelasan atau pembuktian, (Q., s. al-An’am / 6:157).

Gabungan dari peran-peran itu merupakan sistem untuk mengajak manusia pada jalan yang benar yag diridhoi Alloh SWT. Sebagai kitab suci yang datang dari Alloh SWT yang Maha Sempurna, sebenarnya al-Qur'an adalah suatu kesempurnaan, akan tetapi untuk meyakinkan manusia bahwa al-Qur'an itu benar dan perlu dijadikan pedoman hidup, tidaklah mudah, karena manusia memiliki komplesitas yang sangat tinggi. Menurut al-Qur’an, di samping memiliki 'aql, qalb dan bashirah yang berpotensi membimbing ke jalan yang benar, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan yang negatif, seperti sewenang-wenang lagi bodoh, lemah, susah payah, suka mengeluh,tetapi ia sombong, kikir, suka membantah,amat zalim dan sangat mengingkari,suka ingkar berterima kasih, banyak mendebat, suka tergesa-gesa dan melampaui batas.

Mengerjakan sesuatu pada kondisi yang kompleks membutuhkan sistem yang membentuk sinergi agar usaha itu mencapai hasil yang maksimal. Manusia yang sistem nafs-nya sangat komplek meskipun potensi positifnya lebih dominan, tetapi pengaruh negatif yang mempenganruhimya lebih besar kekuatannya, membutuhkan pendekatan yang pas untuk dapat berpikir lurus dan jernih. Manusia bisa salah persepsi jika terganggu. Dalam perspektif komunitas, kebatilan yang disampaikan secara sistematik lebih mempunyai daya panggil kepada menusia dibanding kebenaran yang disampaikan tanpa sistem, seperti yang dimaksud oleh maqalah.

Al-Qur'an sebagai paket seruan yang bekerja membimbing tingkah laku manusia memperhatikan kompleksitas kejiwaan mereka oleh karena itu di dalamnya terkandung muatan yang proporsional antara janji dan ancaman, antara rewads dan punishment. Dalam keadaan tertentu manusia seringkali perlu diancam dengan kekerasan untuk mau melakukan sesuatu, tetapi dalam keadaan lain atau bagi orang lain ancaman boleh jadi justru tidak efektif. Sebaliknya bujukan dan janji mungkin lebih efektif untuk menggerakan orang melakukan atau meninggalkan suatu tingkah laku.

Janji memberikan keuntungan berlipat dalam kegiatan arisan berantai yang telah berkali-kali berhasil menggerakakan masyarakat ikut dalam program tersebut merupakan contoh efektifnya janji, meskipun telah berkali-kali masyarakat mendengar bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan penipuan. Sementara itu ancaman penjara ternyata belum tentu efektif dengan bukti banyak penjahat yang berulang-ulang kali keluar masuk penjara.

Pekerjaan mengubah tingkah laku manusia adalah pekerjaan mengubah cara berpikir, mengubah mental dan mengubah karakter manusia memang bisa diubah, tetapi proses perubahan itu tidaklah sederhana karena menyangkut aspek Nafs manusia. Menurut psikologi ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia, yaitu hukuman dan ganjaran. Manusia yang betingkah laku manusia, yaitu hukuman setiap kali melakukan kejahatan dengan asumsi bahwa ia akan merasa jera dan kemudian takut melakukan kejahatan karena takut mendapat hukuman. Orang lain yang melihat ada orang dihukumpun diharap untuk tidak mendekati perbuatan jahat karena takut dihukum.

Teori kedua mengatakan bahwa untuk merangsang manusia melakukan kebaikan justru dengan memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi, kepada orang yang terbaik. Penghargaan itu bertujuan untuk membuat orang lain berlomba-lomba mencapai tingkat terbaik. Dengan demikian maka pendidik, dai atau pemerintah sibuk memikirkan apa yang akan diberikan kepada orang yang terbaik bukan sibuk memikirkan bagaimana menghukum orang yang bersalah.

0 Response to "Wa'd-Wa'id dalam Mengubah Tingkah Laku"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel