Hati Yang Tersenyum

Malam temaram menyelimuti pepohonan. Jalanan terlihat basah karena turun rintik hujan. Anak-anak Amalia dengan khusyuknya membaca ayat-ayat suci al-Quran. Seorang laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum seolah bicara, tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian.

Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.

Semakin lama dirinya semakin jauh dari Allah. Tenggelam dalam pelarian semu. Namun beruntunglah masih ada istri yang sholehah yang mendampingi beliau yang mampu menghibur dan menguatkan dan mengingatkan dirinya bahwa peristiwa itu adalah ujian dari Allah agar menanamkan iman dan ketaqwaan kepadaNya.

Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi bila hamil lagi tetapi istrinya begitu tabah bahkan mengajaknya untuk selalu berdzikir, memohon kepada Allah Sang Maha Penyembuh. Alhamdulillah setelah operasi semuanya bisa pulih kembali.

Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan kelahiran putrinya, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga beliau berjanji meningkatkan ibadahnya kepada Allah dan tak akan pernah berhenti untuk bersyukur. Beliau bertutur malam itu di Rumah Amalia, ' Saya sadar, Allah itu Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang kami mohonkan.' Subhanallah..

--
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman: 77)

0 Response to "Hati Yang Tersenyum"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel