Ketika Sakit Mendera

Ketika sakit mendera, keputusasaan, kehilangan harapan membuat hidup menjadi tersiksa. Keresahan menyelimuti hatinya. Itulah yang dirasakan seorang bapak. Suhu badannya meninggi, perutnya mengeras. Setelah diperiksa kemungkinan besar harus dioperasi, tetapi menunggu hasil ronsen. Karuan saja hal itu membuatnya menjadi panik. bagaimana mungkin tidak operasi, tubuhnya masih terasa sakit. Ia teringat betapa selama ini dirinya dan keluarganya begitu banyak nikmat yang melimpah yang diberikan oleh Allah kepadanya, terkadang lupa untuk bersyukur maka ia bergegas bersama istri dan anak-anaknya untuk berbagi di Rumah Amalia. Kebahagiaan itu terpancar dari wajahnya dan keluarganya

Pada saat di Rumah Sakit, lampu sudah menyala, operasi seolah sudah pasti dilakukan. Ia tiada henti membaca takbir, tahmid, tahlil. Tak lama kemudian ada seorang dokter masuk, membawa hasil ronsen. Mencopot sarung tangan dan Dokter itu mengatakan padanya. 'Bapak, menurut hasil pemeriksaan. Bapak tidak perlu dioperasi.' 'Subhanallah' Ia hampir tidak percaya. Sungguh menakjubkan. Ia menangis tersedu-sedu bahagia. Alangkah indahnya hidup ini menerima anugerah  disaat harapan itu mulai sirna. matanya nampak berkaca-kaca penuh keharuan.

'Allah telah menyembuhkan sakit saya, Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah.' Tak henti ucapkan hamdalah malam itu di Rumah Amalia . Ia menangis karena sangat bahagia dan memuji kebesaran Allah. Sungguh benar kiranya sabda Nabi Muhamad Shalallahu Alaihi Wa Salam, 'Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, Bentengilah harta yang anda miliki  dengan zakat dan tolaklah marabahaya dengan doa (HR Baihaqi).

0 Response to "Ketika Sakit Mendera"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel