“Hana Sayang Ayah..”
Setiap Hana mau tidur selalu terucap kata-kata dari bibirnya yang mungil, “Hana sayang ayah..” kata-kata itu buat saya seolah keajaiban dalam hidup saya. Seorang anak kata-kata itu muncul tidak direkayasa dan tidak didramatisir, semuanya mengalir dari hatinya yang tulus.
Bagi seorang anak kehidupan sehari-hari yang dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya akan menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan menemukan konsep dirinya. Saya teringat sewaktu saya masih kecil, bapak saya suka mengajar mengaji anak-anak dan juga tetangga sekitarnya. Terkadang ada pedagang keliling, tukang becak, pengamen, peminta-minta juga ikutan yasinan tiap malam jumat. Kala itu bapak berkata pada saya, ”Mereka itu tamu-tamu Alloh, kita harus menghormatinya.”
Kata-kata itulah yang selalu terngiang di dalam telinga saya, bahwa siapapun yang hadir dirumah kita, yang kita jumpai dijalanan, di kantor semuanya adalah tamu-tamu Alloh yang harus selalu dihormati. Dan itu telah membentuk konsep diri saya untuk selalu memuliakan orang lain.
Ketika sekarang saya menjadi seorang ayah, apapun yang saya lakukan selalu saja membentuk konsep diri terhadap Hana putri saya. Hubungan saya dengan istri saya merupakan bentuk pembelajaran secara langsung bagi diri Hana. Setiap kali istri saya memanggil, saya selalu menjawab, ”iya sayang...” membuat Hana tersenyum.
Itulah sebabnya sangatlah penting bagi saya menjadikan keluargaku adalah surgaku. Menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi istri saya dan Hana dengan dilandasi cinta dan kasih sayang berarti menjadikan keluarga seindah surga.
Dalam tidur lelapnya Hana terkadang Hana masih juga mengucapkan kata-kata itu, ”Hana sayang ayah..” saya pun mencium pipinya yang mungil, ”ayah juga sayang ama Hana...”
Bagi seorang anak kehidupan sehari-hari yang dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya akan menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan menemukan konsep dirinya. Saya teringat sewaktu saya masih kecil, bapak saya suka mengajar mengaji anak-anak dan juga tetangga sekitarnya. Terkadang ada pedagang keliling, tukang becak, pengamen, peminta-minta juga ikutan yasinan tiap malam jumat. Kala itu bapak berkata pada saya, ”Mereka itu tamu-tamu Alloh, kita harus menghormatinya.”
Kata-kata itulah yang selalu terngiang di dalam telinga saya, bahwa siapapun yang hadir dirumah kita, yang kita jumpai dijalanan, di kantor semuanya adalah tamu-tamu Alloh yang harus selalu dihormati. Dan itu telah membentuk konsep diri saya untuk selalu memuliakan orang lain.
Ketika sekarang saya menjadi seorang ayah, apapun yang saya lakukan selalu saja membentuk konsep diri terhadap Hana putri saya. Hubungan saya dengan istri saya merupakan bentuk pembelajaran secara langsung bagi diri Hana. Setiap kali istri saya memanggil, saya selalu menjawab, ”iya sayang...” membuat Hana tersenyum.
Itulah sebabnya sangatlah penting bagi saya menjadikan keluargaku adalah surgaku. Menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi istri saya dan Hana dengan dilandasi cinta dan kasih sayang berarti menjadikan keluarga seindah surga.
Dalam tidur lelapnya Hana terkadang Hana masih juga mengucapkan kata-kata itu, ”Hana sayang ayah..” saya pun mencium pipinya yang mungil, ”ayah juga sayang ama Hana...”
1 Response to "“Hana Sayang Ayah..”"
terharu.......... hiks jadi pingin nagis, teringat bapak yang semoga tenang di sisi-NYA
Post a Comment