Hukum Keadilan
Sewaktu saya Tsanawiyah, saya pernah bertanya pada Pak Guru, “Kenapa saya harus berbuat baik?” Jawab Pak Guru, “Karena jika kita berbuat baik maka kita akan menuai kebaikan yang kita lakukan.”
Selanjutnya Pak Guru bercerita ada seorang santri yang diperintahkan oleh Kyainya untuk berpuasa selama 30 hari dibawah pohon beringin yang didepannya ada sebuah danau, dengan syarat hanya boleh melihat apapun yang sedang terjadi.
Pada sepuluh hari pertama, ada seorang pedagang yang datang. Pedagang itu membasuh muka dan badannya. Ditengah dia asyik uang hasil berjualannya jatuh tanpa disadarinya. Dan pedagang itu pergi meninggalkan telaga itu.
Pada sepuluh hari kedua, ada seorang anak muda yang baru melakukan perjalanan jauh. Pemuda itu datang dan beristirahat sejenak ditelaga itu untuk melepaskan lelah. Setelah membersihkan tubuhnya pemuda itu menginjak sesuatu dan itu adalah uang pedagang yang tertinggal. Pemuda itu melihat ke kanan dan ke kiri dan tidak menemukan satu orangpun. Pemuda itu membawa uang itu dengan hati riang gembira.
Pada sepuluh hari ketiga, ada seorang pengemis tua yang datang ditelaga itu. Pengemis tua melepaskan lelahnya. Ditengah dia asyik membersihkan tubuhnya. Tiba-tiba datang seseorang yang ternyata pedagang yang kehilangan uangnya kemaren. Dengan nada marah pedagang itu menuduh bahwa uangnya telah diambil pengemis tua. Sekali pukulan pengemis tua mati terbunuh.
Melihat kejadian itu santri marah dan mengatakan Alloh tidak adil. Bagaimana mungkin pengemis tua yang tidak mengerti apa-apa mati terbunuh? Bagaimana bisa terjadi pedagang yang bekerja keras kehilangan hasil berdagang sebanyak itu? Kenapa pemuda yang menemukan uang tidak mengembalikan uang yang bukan haknya?
Akhirnya Pak Kyai itu datang menjelaskan kepada santrinya, Pengemis tua yang mati terbunuh adalah seorang pembunuh. Pedagang yang kehilangan uang sebanyak itu karena cara berdagangnya dengan menipu. Pemuda yang menemukan uang karena pemuda itu pernah ditipu oleh pedagang itu.
“Jadi hukum Alloh itu adil, jika kebaikan yang kita lakukan maka kita akan menuai kebaikan. Demikian juga jika kejahatan yang kita lakukan, maka kita akan menuai kejahatan hasil perbuatan kita sendiri.” Begitulah kata Pak Guru menjelaskan pada saya tentang hukum keadilan.
Selanjutnya Pak Guru bercerita ada seorang santri yang diperintahkan oleh Kyainya untuk berpuasa selama 30 hari dibawah pohon beringin yang didepannya ada sebuah danau, dengan syarat hanya boleh melihat apapun yang sedang terjadi.
Pada sepuluh hari pertama, ada seorang pedagang yang datang. Pedagang itu membasuh muka dan badannya. Ditengah dia asyik uang hasil berjualannya jatuh tanpa disadarinya. Dan pedagang itu pergi meninggalkan telaga itu.
Pada sepuluh hari kedua, ada seorang anak muda yang baru melakukan perjalanan jauh. Pemuda itu datang dan beristirahat sejenak ditelaga itu untuk melepaskan lelah. Setelah membersihkan tubuhnya pemuda itu menginjak sesuatu dan itu adalah uang pedagang yang tertinggal. Pemuda itu melihat ke kanan dan ke kiri dan tidak menemukan satu orangpun. Pemuda itu membawa uang itu dengan hati riang gembira.
Pada sepuluh hari ketiga, ada seorang pengemis tua yang datang ditelaga itu. Pengemis tua melepaskan lelahnya. Ditengah dia asyik membersihkan tubuhnya. Tiba-tiba datang seseorang yang ternyata pedagang yang kehilangan uangnya kemaren. Dengan nada marah pedagang itu menuduh bahwa uangnya telah diambil pengemis tua. Sekali pukulan pengemis tua mati terbunuh.
Melihat kejadian itu santri marah dan mengatakan Alloh tidak adil. Bagaimana mungkin pengemis tua yang tidak mengerti apa-apa mati terbunuh? Bagaimana bisa terjadi pedagang yang bekerja keras kehilangan hasil berdagang sebanyak itu? Kenapa pemuda yang menemukan uang tidak mengembalikan uang yang bukan haknya?
Akhirnya Pak Kyai itu datang menjelaskan kepada santrinya, Pengemis tua yang mati terbunuh adalah seorang pembunuh. Pedagang yang kehilangan uang sebanyak itu karena cara berdagangnya dengan menipu. Pemuda yang menemukan uang karena pemuda itu pernah ditipu oleh pedagang itu.
“Jadi hukum Alloh itu adil, jika kebaikan yang kita lakukan maka kita akan menuai kebaikan. Demikian juga jika kejahatan yang kita lakukan, maka kita akan menuai kejahatan hasil perbuatan kita sendiri.” Begitulah kata Pak Guru menjelaskan pada saya tentang hukum keadilan.
1 Response to "Hukum Keadilan"
Seperti cerita perjalanan Nabi Musa as waktu mengikuti Nabi Khidir as, bahwa sebenarnya kita hanya tahu sebagian. Dan setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Salam
Post a Comment