Menyelamatkan Keluarga Dari Kehancuran
Ketika bahtera rumah tangga dihantam badai maka pada saat itu membutuhkan penyelamat bagi keluarganya dari kehancuran. Seorang ibu ditengah kebahagiaan bersama suami dan anak-anaknya, begitu terasa lengkap. Memiliki suami yang jujur, setia dan bertanggung jawab pada keluarga. Anak-anaknya sehat membuat suasana di rumah menjadi indah. Dalam banyak hal bisa dikerjakan bersama-sama, saling melengkapi, Sekalipun sebagai istri tidak mudah bergaul dan suami orang yang banyak teman, hal itu membuat kehidupan keluarga penuh warna.
Badai itu datang ketika dirinya melahirkan, yang membuatnya harus berhenti kerja dan suami turut membantu mengurus anak dan kegiatan rumah tangga. Hari demi hari dilalui dengan merasa hampa hubungan dengan suami. Beberapa kali dirinya mencoba untuk mengajak berbicara suami namun ditanggapi dengan sikap kesal. Komunikasi semakin sulit, membuat dirinya sering marah. Setiap kali ada masalah suami selalu menjawabnya dengan terserah. Bahkan semua urusan anak dikerjakan olehnya. Pernah suatu ketika ia mengingatkan suami agar lebih meluangkan waktu untuk anak-anaknya malah tidak dihiraukan, lebih memilih nonton TV. Seiring dengan waktu suami mulai sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, pulang hingga tengah malam. Badai berikutnya datang menghentaknya. Sampai suatu hari ia mendengar kabar bahwa suaminya telah menikah lagi. Rasa kaget dan tidak percaya bercampur baur seolah menjadi satu. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, bingung dan cemas.
Dalam seminggu berat badannya turun drastis. tubuhnya terlihat kurus. Sebagai seorang istri, ia tetap ingin menjaga dan menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Dirinya yakin bahwa sesungguhnya untuk meraih keluarga sakinah mawaddah warahmah tidaklah mudah justru harus diuji dengan berbagai cobaan yang datang silih berganti, menyakitkan & keterlukaan yang membuat hatinya terasa perih. Allah melatih kesabarannya. Ia yakin hanya pertolongan Allahlan akan memberikan kekuatan yang besar sehingga sebesar apapun badai kehidupan itu datang menghantam maka dirinya akan sanggup berusaha menyelamatkan keluarga dari kehancuran. Akhirnya bersama salah satu temannya, beliau berkenan hadir di Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Alhamdulillah, doa beliau didengar oleh Allah, keluarganya selamat dari kehancuran.
Beberapa hari kemudian, suaminya mengaku, tanpa berbelit-belit bahwa dirinya sudah menikah lagi dan istrinya tengah hamil, dengan polosnya mengatakan, dia mencintainya. Mendengar pengakuan sang suami benar-benar membuat hatinya hancur berkeping-keping. Namun pada saat bersamaan Allah memberikan dirinya kekuatan agar menyelamatkan keluarga dari kehancuran. Mulanya sang suami bermaksud untuk menceraikan tetapi itu ditolaknya. Sebagai seorang ibu dan seorang istri, dirinya memilih untuk tetap mempertahankan keutuhan keluarga. Bahkan ia yang merawat dan mengasuh anak suaminya dari perempuan yang telah dinikahinya itu. 'Saya hanya berharap apa yang saya lakukan mendapatkan keridhaan Allah untuk keluarga kami. Sekaligus juga membantu suami agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.' begitu tuturnya sore itu di Rumah Amalia, wajahnya terlihat bahagia dipenuhi dengan senyuman karena Allah telah menyelamatkan keluarganya dari kehancuran.
--
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala diakhirat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui, yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal. (QS. an-Nahl : 41-42).
Badai itu datang ketika dirinya melahirkan, yang membuatnya harus berhenti kerja dan suami turut membantu mengurus anak dan kegiatan rumah tangga. Hari demi hari dilalui dengan merasa hampa hubungan dengan suami. Beberapa kali dirinya mencoba untuk mengajak berbicara suami namun ditanggapi dengan sikap kesal. Komunikasi semakin sulit, membuat dirinya sering marah. Setiap kali ada masalah suami selalu menjawabnya dengan terserah. Bahkan semua urusan anak dikerjakan olehnya. Pernah suatu ketika ia mengingatkan suami agar lebih meluangkan waktu untuk anak-anaknya malah tidak dihiraukan, lebih memilih nonton TV. Seiring dengan waktu suami mulai sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, pulang hingga tengah malam. Badai berikutnya datang menghentaknya. Sampai suatu hari ia mendengar kabar bahwa suaminya telah menikah lagi. Rasa kaget dan tidak percaya bercampur baur seolah menjadi satu. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, bingung dan cemas.
Dalam seminggu berat badannya turun drastis. tubuhnya terlihat kurus. Sebagai seorang istri, ia tetap ingin menjaga dan menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Dirinya yakin bahwa sesungguhnya untuk meraih keluarga sakinah mawaddah warahmah tidaklah mudah justru harus diuji dengan berbagai cobaan yang datang silih berganti, menyakitkan & keterlukaan yang membuat hatinya terasa perih. Allah melatih kesabarannya. Ia yakin hanya pertolongan Allahlan akan memberikan kekuatan yang besar sehingga sebesar apapun badai kehidupan itu datang menghantam maka dirinya akan sanggup berusaha menyelamatkan keluarga dari kehancuran. Akhirnya bersama salah satu temannya, beliau berkenan hadir di Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Alhamdulillah, doa beliau didengar oleh Allah, keluarganya selamat dari kehancuran.
Beberapa hari kemudian, suaminya mengaku, tanpa berbelit-belit bahwa dirinya sudah menikah lagi dan istrinya tengah hamil, dengan polosnya mengatakan, dia mencintainya. Mendengar pengakuan sang suami benar-benar membuat hatinya hancur berkeping-keping. Namun pada saat bersamaan Allah memberikan dirinya kekuatan agar menyelamatkan keluarga dari kehancuran. Mulanya sang suami bermaksud untuk menceraikan tetapi itu ditolaknya. Sebagai seorang ibu dan seorang istri, dirinya memilih untuk tetap mempertahankan keutuhan keluarga. Bahkan ia yang merawat dan mengasuh anak suaminya dari perempuan yang telah dinikahinya itu. 'Saya hanya berharap apa yang saya lakukan mendapatkan keridhaan Allah untuk keluarga kami. Sekaligus juga membantu suami agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.' begitu tuturnya sore itu di Rumah Amalia, wajahnya terlihat bahagia dipenuhi dengan senyuman karena Allah telah menyelamatkan keluarganya dari kehancuran.
--
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala diakhirat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui, yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal. (QS. an-Nahl : 41-42).
0 Response to "Menyelamatkan Keluarga Dari Kehancuran"
Post a Comment