Mencintai Sampai Akhir hayat
Di Rumah Amalia, seorang Ibu bertutur bahwa empat puluh tahun yang lalu disaat dirinya menikah dengan orang yang dicintai, "kami saling bertukar kata mutiara." Dilembar kertas itu ia mendapatkan sebuah kata mutiara yang indah dari sang suami. "aku mencintaimu karena aku mencintai Allah." Kata itu terpatri didalam hatinya sehingga mampu mengarungi bahtera rumah tangganya. Sampai satu hari suaminya jatuh sakit, terbaring lemah di rumah sakit, suaminya tak sadarkan diri. Ia selalu berada disisinya, berdoa di dalam hati memohon kepada Allah untuk kesembuhan suaminya.
Beberapa kali suaminya tersadar dan senyum seolah mendengar semua doa-doanya. Ia bersyukur disaat suaminya lemah masih selalu ingat tiba waktu sholat, selalu ingat Allah. Ia merasakan kasih sayang Allah yang begitu besar. "Mas, terima kasih atas cintamu kepadaku, karena cintamu kepada Allah." Suaminya tersenyum lemah, menggenggam erat tangannya disaat ia mengucapkan kata-kata itu. Sang suami akhirnya menghembuskan napas terakhir. Air matanya mengalir tak tertahankan. Kepedihan begitu teramat mendalam. Sekalipun suaminya telah tiada, senyumnya masih tertinggal didalam lubuk hatinya. Ia merasakan cinta yang tumbuh dihatinya berasal dari limpahan cinta Allah untuk dirinya dan suaminya.
Beberapa kali suaminya tersadar dan senyum seolah mendengar semua doa-doanya. Ia bersyukur disaat suaminya lemah masih selalu ingat tiba waktu sholat, selalu ingat Allah. Ia merasakan kasih sayang Allah yang begitu besar. "Mas, terima kasih atas cintamu kepadaku, karena cintamu kepada Allah." Suaminya tersenyum lemah, menggenggam erat tangannya disaat ia mengucapkan kata-kata itu. Sang suami akhirnya menghembuskan napas terakhir. Air matanya mengalir tak tertahankan. Kepedihan begitu teramat mendalam. Sekalipun suaminya telah tiada, senyumnya masih tertinggal didalam lubuk hatinya. Ia merasakan cinta yang tumbuh dihatinya berasal dari limpahan cinta Allah untuk dirinya dan suaminya.
0 Response to "Mencintai Sampai Akhir hayat"
Post a Comment