Permintaan Terakhir Sang Ibu
Saat ketika dia berbicara dengan ibunya, ibunya hanya ingin dia pulang, "Pulanglah nak, ibu rindu padamu." tutur seorang laki-laki muda di Rumah Amalia. "Ibu, aku tidak bisa pulang. Dikantor aku banyak kerjaan." ucapnya dan ditutup handphone karena sedang meeting dengan klien. Namun rupanya permintaan ibunya tidak pernah disadari bahwa itu adalah permintaan terakhir kalinya, ibunya mendapat serangan jantung tanpa pernah sadarkan diri dan keesokan harinya meninggal tanpa dia ada disisinya.
Selama dua tahun setelah meninggalnya sang ibu, rasa bersalah, penyesalan dan kepedihan menguasai dirinya, dia mengasigkan diri dari pergaulan, berganti-ganti pekerjaan, pindah tempat, mencoba mencari kesibukan baru tetapi tidak satupun dapat meringankan beban hidupnya. Sampai kesempatan dihari minggu bisa bermain dan belajar bersama anak-anak Rumah Amalia telah membuat hatinya menangis, "Mas Agus, saya merasakan betapa beban hidup saya seolah terasa diangkat oleh Allah." Allah mendengarkan doanya dan menyembuhkan hatinya yang remuk. Sampai akhirnya menemukan sebuah harapan untuk melanjutkan hidupnya. Tak lama kemudian menikah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Subhanallah.
Selama dua tahun setelah meninggalnya sang ibu, rasa bersalah, penyesalan dan kepedihan menguasai dirinya, dia mengasigkan diri dari pergaulan, berganti-ganti pekerjaan, pindah tempat, mencoba mencari kesibukan baru tetapi tidak satupun dapat meringankan beban hidupnya. Sampai kesempatan dihari minggu bisa bermain dan belajar bersama anak-anak Rumah Amalia telah membuat hatinya menangis, "Mas Agus, saya merasakan betapa beban hidup saya seolah terasa diangkat oleh Allah." Allah mendengarkan doanya dan menyembuhkan hatinya yang remuk. Sampai akhirnya menemukan sebuah harapan untuk melanjutkan hidupnya. Tak lama kemudian menikah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Subhanallah.
0 Response to "Permintaan Terakhir Sang Ibu"
Post a Comment