Saat Bahagia
Saat bahagia, duduk berdua bersama dengan orang yang disayangi, tak sanggup untuk jauh darinya. Untuk menjadi miliknya seorang, menemani sepanjang hayat namun yang terjadi malah sebaliknya, suaminya malah jatuh cinta pada perempuan lain. Begitulah penuturan seorang ibu di Rumah Amalia. Air matanya sudah tidak sanggup dibendung lagi, luka perih dihati begitu sangat mendalam, entah sudah berapa kali suami menyakiti hatinya. Setiap ditanya "Mengapa engkau tidak ceraikan aku saja?" Pertanyaan itu seolah angin lalu. Perjalanan Rumah Tangganya sudah dua puluh lima tahun. Keinginan berbagi untuk Rumah Amalia sudah tak terbendung lagi. Kebahagiaan mengalir diseluruh tubuhnya. Betapa nikmat mengharap keridhaan Ilahi Robbi, hanya bisa berserah dan memohon pada Allah.
Tak Sampai sepekan kemudian ia mendapatkan kabar bahwa suaminya sedang terbaring di Rumah Sakit karena mobilnya mengalami kecelakaan. Di Rumah Sakit ia melihat suami yang sedang terbaring lemah, menangis bercucuran air mata. Meminta maaf atas semua perbuatan yang pernah dilakukannya. Kekuatan dan kesabaran dirinyalah yang mampu untuk menyembuhkan luka hati. "Mas, aku sudah memaafkan.."ucapnya. Ketegaran hati telah mampu membimbing anak-anak dan suaminya untuk selalu berada di jalan Allah. Pengalaman itu semakin meneguhkan keimanannya bahwa Allah akan membalas kebaikan yang ikhlas dengan kebaikan yang berlipatganda. Sejak itu saat bahagia bersama orang-orang yang disayanginya telah kembali dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Subhanallah..
Tak Sampai sepekan kemudian ia mendapatkan kabar bahwa suaminya sedang terbaring di Rumah Sakit karena mobilnya mengalami kecelakaan. Di Rumah Sakit ia melihat suami yang sedang terbaring lemah, menangis bercucuran air mata. Meminta maaf atas semua perbuatan yang pernah dilakukannya. Kekuatan dan kesabaran dirinyalah yang mampu untuk menyembuhkan luka hati. "Mas, aku sudah memaafkan.."ucapnya. Ketegaran hati telah mampu membimbing anak-anak dan suaminya untuk selalu berada di jalan Allah. Pengalaman itu semakin meneguhkan keimanannya bahwa Allah akan membalas kebaikan yang ikhlas dengan kebaikan yang berlipatganda. Sejak itu saat bahagia bersama orang-orang yang disayanginya telah kembali dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Subhanallah..
1 Response to "Saat Bahagia"
Kebahagiaan rumah tangga merupakan fase puncak kebahagiaan dalam hidup
Post a Comment