Penjual Buah

Di stasiun Citayem kalo pagi selalu ramai dengan penjual jambu klutuk. Ada penjual yang selalu membiarkan orang yang lewat mengambil jambunya. “Pak, diambilin begitu aja, apa nggak takut rugi?” tanya saya. “Ya kalo rugi saya sudah nggak jualan pak. biarin aja pak hitung-hitung amal. “ Jawabnya si penjual buah.

Saya pikir benar juga ya apa yang dikatakan penjual buah itu. Kehidupan tidak selalu dilihat untung dan rugi. Sementara ada nilai amal kebaikan yang lebih berharga diatas untung dan rugi semata.

1 Response to "Penjual Buah"

Aryo Anantoro said...
This comment has been removed by the author.

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel