Dirinya Adalah Cermin Hatiku
Malam kian larut, saya memandangi wajahnya yang semakin memudar nampak tertidur lelap. Teringat Nabi memanggil kekasih tercinta Aisyah dengan sebutan Humairoh (Si Pipi kemerah2an), tapi saya tidak bisa memanggilnya Si pipi kemerah-merahan sebab wajahnya tidak putih lagi. karena tidak ada lagi waktu yang bisa digunakan merawat dirinya sendiri. Semua waktu habis untuk mengurus rumah dan merawat Hana.
Senyumnya adalah kebahagiaan hatiku, sedihnya adalah tangisan hatiku. Setiap kali menatapnya bagai menatap hatiku. Semua tingkah lakunya bagai cermin hatiku. Yaitu Sosok perempuan yang dipanggil ibu oleh anakku. dalam kesendirian saya menatapnya dan bertanya, Adakah pekerjaan dimuka bumi ini yang lebih mulia dari yang lakukan oleh seorang istri terhadap suami? atau seorang ibu bagi anak-anaknya?
Senyumnya adalah kebahagiaan hatiku, sedihnya adalah tangisan hatiku. Setiap kali menatapnya bagai menatap hatiku. Semua tingkah lakunya bagai cermin hatiku. Yaitu Sosok perempuan yang dipanggil ibu oleh anakku. dalam kesendirian saya menatapnya dan bertanya, Adakah pekerjaan dimuka bumi ini yang lebih mulia dari yang lakukan oleh seorang istri terhadap suami? atau seorang ibu bagi anak-anaknya?
1 Response to "Dirinya Adalah Cermin Hatiku"
Pak, bisa luluran, bisa putih lagi bahkan kulit halus, semut aja kepeleset
Post a Comment