Bapak Tua, Penarik Gerobak Sampah
saya selalu ingat lelaki tua itu menarik gerobak sampahnya. Setiap kali bertemu saya selalu menyapa dengan senyuman pada wajahnya yang keriput. "Mas Agus, tindak (berangkat)?" sapanya. "iya pak, udah agak terlambat nih.." kata saya.
Sepuluh tahun lalu saya mengenal beliau karena suka berjamaah dimasjid, biasa selepas sholat maghrib berjamaah suka mengajak ngobrol tentang kehidupan. Terkadang saya diajak ke rumah beliau. Kata istrinya, bapak ini suka sekali aneh setiap ada pedagang yang ke rumah selalu saja dia beli, padahal bapak tidak butuh barang itu. Itulah kata istrinya yang selalu saya ingat tentang beliau.
Setelah sekian lama tidak bertemu sampai akhirnya saya mendapatkan kabar bahwa bapak pengangkut sampah itu meninggal dunia, saya menyempatkan untuk takziah sebagai penghormatan terhadap beliau. Rupanya yang ikut mengantarkan jenazahnya begitu banyak. Sampai dijalanan panjang sekali. Saya sempat berpikir, tentunya bapak ini bukan orang sembarangan begitu banyak orang yang merasa kehilangan. ternyata yang saya perkirakan benar, menurut penuturan salah satu putra, pelayat yang banyak turut mengantar jenazahnya adalah para pedagang yang setiap hari selalu mampir ke rumahnya.
Subhanallah ternyata bapak yang pekerjaannya cuman menarik gerobak sampah bukan hanya mampu membina keluarganya dan mendidik anak-anaknya menjadi sholeh namun juga membuat hidupnya menjadi bermakna bagi orang lain, hal itulah yang membuat banyak orang merasa kehilangan.
Tak terasa air mata saya menetes mengenang beliau disaat pagi hari yang selalu menyapa saya dengan senyumannya yang khas.
Sepuluh tahun lalu saya mengenal beliau karena suka berjamaah dimasjid, biasa selepas sholat maghrib berjamaah suka mengajak ngobrol tentang kehidupan. Terkadang saya diajak ke rumah beliau. Kata istrinya, bapak ini suka sekali aneh setiap ada pedagang yang ke rumah selalu saja dia beli, padahal bapak tidak butuh barang itu. Itulah kata istrinya yang selalu saya ingat tentang beliau.
Setelah sekian lama tidak bertemu sampai akhirnya saya mendapatkan kabar bahwa bapak pengangkut sampah itu meninggal dunia, saya menyempatkan untuk takziah sebagai penghormatan terhadap beliau. Rupanya yang ikut mengantarkan jenazahnya begitu banyak. Sampai dijalanan panjang sekali. Saya sempat berpikir, tentunya bapak ini bukan orang sembarangan begitu banyak orang yang merasa kehilangan. ternyata yang saya perkirakan benar, menurut penuturan salah satu putra, pelayat yang banyak turut mengantar jenazahnya adalah para pedagang yang setiap hari selalu mampir ke rumahnya.
Subhanallah ternyata bapak yang pekerjaannya cuman menarik gerobak sampah bukan hanya mampu membina keluarganya dan mendidik anak-anaknya menjadi sholeh namun juga membuat hidupnya menjadi bermakna bagi orang lain, hal itulah yang membuat banyak orang merasa kehilangan.
Tak terasa air mata saya menetes mengenang beliau disaat pagi hari yang selalu menyapa saya dengan senyumannya yang khas.
1 Response to "Bapak Tua, Penarik Gerobak Sampah"
Saya menemukan teks ini dalam milis filsafat.
Saya larut dalam haru yg mendalam. Saya amat mengagumi orang2 macam mereka. Yg tak pernah menyerak terhadap kesadisan hidup, bahkan menjadi inspirasi bagi bnyk orang.
Terima kasih sudah membuat saya tak mengalpakan mereka dalam pikiran...
Post a Comment