Nikmatnya Bersyukur
Pernah ada seorang lelaki muda hadir di Rumah Amalia, ia bertutur. Bersyukur kepada Allah atas semua peristiwa yang terjadi memberikan kekuatan dalam hidupnya. Pergolakan batinnya ketika beberapa tahun lalu. Siang itu kakaknya memberitahukan bahwa ibunda tercinta sakit, serangan jantung . Tidak lama kemudian Allah memanggilnya.
Meninggalnya ibunda membuat dirinya merasa bersalah, kenapa Allah tidak menolong ibunda yang dicintainya? Penderitaannya belum cukup sampai disitu, sebulan kemudian bisnisnya hancur, bangkrut ratusan juta, semua uang yang diinvetasikan hilang lenyap. Meratapi nasib buruknya, bagaimana bersusah payah membangun usahanya sampai semuanya hilang begitu saja justru tanpa didasari.
Sampai titik nadir rasa sakit yang diderita mencapai ambang batas kesanggupannya. Istrinya yang sangat dicintainya tiba-tiba menuntut cerai, padahal keterpurukan dirinya sangat membutuhkan kehadiran sang istri untuk membuat dirinya tegar. Istrinya pergi meninggalkan dalam kesendirian. Dua anaknya dibawa serta. Setiap malam menangis, menghujat Sang Khaliq. 'Allah kenapa Engkau begitu kejam kepadaku?' Pertanyaan itu terus menerus menyelimuti kegelapan hatinya.
Dengan segala perasaan dan kehancurannya, kehadirannya di Rumah Amalia membuat dirinya bangkit dan menerima segala yang telah menimpa dirinya. Air mata yang bercucuran mengobati segala luka perih dihati. Disaat itulah Allah menunjukkan jalan bagi dirinya. satu persatu masalah mampu terurai. Mendapatkan pekerjaan baru. Komunikasi dengan istri dan anak-anaknya telah mencair. Istrinya yang mulanya bersikukuh minta cerai akhirnya membatalkan niatnya. Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia dirinya bisa berbagi dan menemukan kebahagiaannya kembali yang telah lama hilang. Itulah nikmatnya bersyukur.
'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah nikmatKu padamu' (Qs. Ibrahim :7).
Meninggalnya ibunda membuat dirinya merasa bersalah, kenapa Allah tidak menolong ibunda yang dicintainya? Penderitaannya belum cukup sampai disitu, sebulan kemudian bisnisnya hancur, bangkrut ratusan juta, semua uang yang diinvetasikan hilang lenyap. Meratapi nasib buruknya, bagaimana bersusah payah membangun usahanya sampai semuanya hilang begitu saja justru tanpa didasari.
Sampai titik nadir rasa sakit yang diderita mencapai ambang batas kesanggupannya. Istrinya yang sangat dicintainya tiba-tiba menuntut cerai, padahal keterpurukan dirinya sangat membutuhkan kehadiran sang istri untuk membuat dirinya tegar. Istrinya pergi meninggalkan dalam kesendirian. Dua anaknya dibawa serta. Setiap malam menangis, menghujat Sang Khaliq. 'Allah kenapa Engkau begitu kejam kepadaku?' Pertanyaan itu terus menerus menyelimuti kegelapan hatinya.
Dengan segala perasaan dan kehancurannya, kehadirannya di Rumah Amalia membuat dirinya bangkit dan menerima segala yang telah menimpa dirinya. Air mata yang bercucuran mengobati segala luka perih dihati. Disaat itulah Allah menunjukkan jalan bagi dirinya. satu persatu masalah mampu terurai. Mendapatkan pekerjaan baru. Komunikasi dengan istri dan anak-anaknya telah mencair. Istrinya yang mulanya bersikukuh minta cerai akhirnya membatalkan niatnya. Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia dirinya bisa berbagi dan menemukan kebahagiaannya kembali yang telah lama hilang. Itulah nikmatnya bersyukur.
'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah nikmatKu padamu' (Qs. Ibrahim :7).
1 Response to "Nikmatnya Bersyukur"
Bagus juga artikelnya, komentar juga ya di blog saya : www.tipshot.blogspot.com
Post a Comment