Hadirnya Sang Buah Hati
Disaat hari raya Idul Fitri, kami di Rumah Amalia saya mendapatkan kunjungan dari seorang sahabat bersama istri dan putrinya yang cantik yang berumur satu tahun. Setelah menginjak sebelas tahun pernikahannya namun buah hati yang dinantikan akhirnya terwujud.
Diawal pernikahannya belum dikaruniai anak tentunya mereka risau dan gelisah. Kondisi seperti ini biasanya setiap pasangan menjadi merasakan beban paling berat. Padahal semua itu bukanlah kesalahan suami atau istri, melainkan karena Allah memang belum berkenan menitipkan momongan. Berjalan seiring waktu, ikhtiar juga dilakukan, mereka berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan kondisi dinyatakan sehat. Dokter memberikan beberapa obat untuk memperbaiki vitalitas namun sayang pengobatan oleh dokter belum membuahkan hasil.
Sebagai gantinya beralih dengan pengobatan herbal dan alternatif lainnya, tetapi sayang semuanya tidak menampakkan hasil. Seiring perjalanan waktu, kesabaran dan pasrahan kepada Allah tertanam dilubuk hatinya. Pasangan itu menyadari hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berkuasa memberikan keturunan kepada siapapun yang dikehendakiNya. Keinginan untuk memiliki anak tak pernah terhenti dan tetap bedoa, menyerahkan urusannya hanya kepada Allah.
Sampai suatu hari beliau bersama istri tercinta berkunjung ke Rumah Amalia. Berniat untuk bershodaqoh dan berdoa bersama anak-anak Amalia agar Allah berkenan mengabulkan doanya untuk segera mendapatkan momongan. Namun tak disangka-sangka, Allah berkenan mengabulkan doanya yang beliau panjatkan, terlebih saat berdoa di Rumah Amalia.
Setahun setelah dari Rumah Amalia, istrinya hamil dan melahirkan dengan selamat. Beliau bersama istrinya menikmati buah kesabaran dan kepasrahannya. Mereka telah dikaruniai putri yang cantik. Mereka bersyukur setelah sebelas tahun pernikahannya , akhirnya Allah melimpahkan karuniaNya berupa seorang putri yang lucu. Subhanallah..
Diawal pernikahannya belum dikaruniai anak tentunya mereka risau dan gelisah. Kondisi seperti ini biasanya setiap pasangan menjadi merasakan beban paling berat. Padahal semua itu bukanlah kesalahan suami atau istri, melainkan karena Allah memang belum berkenan menitipkan momongan. Berjalan seiring waktu, ikhtiar juga dilakukan, mereka berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan kondisi dinyatakan sehat. Dokter memberikan beberapa obat untuk memperbaiki vitalitas namun sayang pengobatan oleh dokter belum membuahkan hasil.
Sebagai gantinya beralih dengan pengobatan herbal dan alternatif lainnya, tetapi sayang semuanya tidak menampakkan hasil. Seiring perjalanan waktu, kesabaran dan pasrahan kepada Allah tertanam dilubuk hatinya. Pasangan itu menyadari hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berkuasa memberikan keturunan kepada siapapun yang dikehendakiNya. Keinginan untuk memiliki anak tak pernah terhenti dan tetap bedoa, menyerahkan urusannya hanya kepada Allah.
Sampai suatu hari beliau bersama istri tercinta berkunjung ke Rumah Amalia. Berniat untuk bershodaqoh dan berdoa bersama anak-anak Amalia agar Allah berkenan mengabulkan doanya untuk segera mendapatkan momongan. Namun tak disangka-sangka, Allah berkenan mengabulkan doanya yang beliau panjatkan, terlebih saat berdoa di Rumah Amalia.
Setahun setelah dari Rumah Amalia, istrinya hamil dan melahirkan dengan selamat. Beliau bersama istrinya menikmati buah kesabaran dan kepasrahannya. Mereka telah dikaruniai putri yang cantik. Mereka bersyukur setelah sebelas tahun pernikahannya , akhirnya Allah melimpahkan karuniaNya berupa seorang putri yang lucu. Subhanallah..
1 Response to "Hadirnya Sang Buah Hati"
hanya ALLOH yang Maha berkuasa atas segala hal sesuatu yang terjadi pada hambaNYA.....
subhanalloh.....semoga kami berdua juga mampu memiliki kesabaran n keikhlasan hati dalam menanti buah hati kami.
Post a Comment