Cinta Yang Memupus Kebencian
Ada seorang ibu yang memiliki tiga anak. Sewaktu saya on air di Radio Bahana FM Jakarta beliau SMS bahwa sudah menunggu di Rumah Amalia. Beliau mengidap insomnia. Sudah lebih dari lima tahun mengalami ketergantungan pada obat tidur. Makin lama dosis yang beliau gunakan semakin tinggi. Sampai mengalami halusinasi. Setelah dari perbincangan saya mengetahui beliau sedang dirundung masalah dalam keluarga. Suaminya telah berhubungan dengan perempuan lain.
Awalnya setiap pulang kerja selalu malam hari, tidak seperti biasa. Baginya selama dinafkahi lahir batin, sudah cukup disyukurinya. Ketika beliau bertanya kepada suaminya, sang suami tidak mengakuinya bahkan bila ditanya malah marah. Pernah sampai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Namun semua itu ditahannya karena beliau yakin peristiwa apapun selalu ada hikmahnya. 'Mungkin orang bilang bila suami tidak betah dirumah, istrilah yang salah karena tidak bisa mengurus dengan baik,' ucapnya penuh isak dan tangis.
Saya bertanya kepada beliau apakah selama ini beliau bersama suami dan anak-anak senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dengan baik? Beliau hanya menggeleng kepala. Saya menyarankan kepada beliau agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan sholat lima waktu. 'Mengadulah dan memohonlah pertolongan kepada Allah.' Malam itu saya mengajaknya berdoa bersama anak-anak Amalia, memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar berkenan memberikan keberkahan kepada keluarga beliau. Malam itu terasa indah. Doa kami terasa hening, menyentuh hati yang sedang terluka.
Beberapa kali beliau berkenan hadir dan berdoa bersama anak-anak Amalia, beliau mengatakan, ' Saya baru menyadari, suami saya melakukan itu semua karena dia tidak mendapatkan kasih sayang Allah. Peristiwa perselingkuhan suami ini malah membuat saya mengerti betapa besarnya cinta Allah kepada keluarga kami agar kami sekeluarga kembali kepadaNya.' Wajah ibu itu terlihat bahagia karena kami semua di Rumah Amalia turut mendoakan untuk kebahagiaan beliau dan keluarganya. Dengan doa bersama, Cinta Allah hadir di dalam hati beliau, memupus kebencian kepada suami. Kabar terakhir, suaminya berjanji tidak lagi berselingkuh dan menyesali perbuatannya karena kondisi suaminya tengah terbaring sakit di Rumah Sakit.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).
Awalnya setiap pulang kerja selalu malam hari, tidak seperti biasa. Baginya selama dinafkahi lahir batin, sudah cukup disyukurinya. Ketika beliau bertanya kepada suaminya, sang suami tidak mengakuinya bahkan bila ditanya malah marah. Pernah sampai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Namun semua itu ditahannya karena beliau yakin peristiwa apapun selalu ada hikmahnya. 'Mungkin orang bilang bila suami tidak betah dirumah, istrilah yang salah karena tidak bisa mengurus dengan baik,' ucapnya penuh isak dan tangis.
Saya bertanya kepada beliau apakah selama ini beliau bersama suami dan anak-anak senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dengan baik? Beliau hanya menggeleng kepala. Saya menyarankan kepada beliau agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan sholat lima waktu. 'Mengadulah dan memohonlah pertolongan kepada Allah.' Malam itu saya mengajaknya berdoa bersama anak-anak Amalia, memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar berkenan memberikan keberkahan kepada keluarga beliau. Malam itu terasa indah. Doa kami terasa hening, menyentuh hati yang sedang terluka.
Beberapa kali beliau berkenan hadir dan berdoa bersama anak-anak Amalia, beliau mengatakan, ' Saya baru menyadari, suami saya melakukan itu semua karena dia tidak mendapatkan kasih sayang Allah. Peristiwa perselingkuhan suami ini malah membuat saya mengerti betapa besarnya cinta Allah kepada keluarga kami agar kami sekeluarga kembali kepadaNya.' Wajah ibu itu terlihat bahagia karena kami semua di Rumah Amalia turut mendoakan untuk kebahagiaan beliau dan keluarganya. Dengan doa bersama, Cinta Allah hadir di dalam hati beliau, memupus kebencian kepada suami. Kabar terakhir, suaminya berjanji tidak lagi berselingkuh dan menyesali perbuatannya karena kondisi suaminya tengah terbaring sakit di Rumah Sakit.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).
0 Response to "Cinta Yang Memupus Kebencian"
Post a Comment