Dunia Bagi Seorang Mukmin
Ada sebuah hadis yang cukup popular, sesunguhnya ia merupakan hadis psikologi, tetapi jarang sekali yang memahaminya. Hadis itu berbunyhi, "ìaddunya sijnul mukminin wa jannatul kafirinî, artinya dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Dalam pemahaman non psikologi, hadis ini menilai dunia sebagai hal yang tantangan untuk meperbanyak amal kebaikan bagi orang mukmin, dan bagi orang ingkar kepada Allah sebagai hal untuk bersenang-senang, berfoya-foya.
Sesungguhnya hadis ini adalah hadis psikologi. Dunia sebagai penjara bagi orang mukmin maknanya, seorang mukmin ketika hidup di dunia hendaknya psikologinya seperti orang yang berada dalam penjara. Penghuni penjara tidak ada yang berfikir untuk berlama-lama di dalamnya. Ia selalu memikirkan apa yang akan dikerjakan nanti setelah keluar dari penjara. Kerinduan penghuni penjara adalah terbebas dari penjara untuk selanjutnya menikmati kebebasan diluar penjara. Nah begitulah psikologi seorang mukmin semasa hidupnya. Ia tidak berfikir untuk menumpuk kekayaan duniawi. Yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana melakukan sesuatu yang bermakna agar kelak nanti setelah meninggal memperoleh kebahagiaan surgawi. Ia mau berlapar-lapar puasa demi untuk nanti. Ia mau bersusah payah bekerja atau menolong orang demi ridha Allah yang akan dinikmati nanti di akhirat. Bagi orang mukmin, kematian disongsong dengan riang gembira seperti riang gembiranya seorang bertemu dengan kekasih yang dirindukannya. Yaitu kerinduan bertemu dengan Sang Khaliq.
--
Sahabatku aminkan doa ini mohon keteguhan iman, "Allahumma musharrifal-qulubana sharrif qulubana ‘ala tha’atika. “ Ya Allah, Dzat yang mengubah-ubah hati, ubahlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu” (H.R, Muslim).
Sesungguhnya hadis ini adalah hadis psikologi. Dunia sebagai penjara bagi orang mukmin maknanya, seorang mukmin ketika hidup di dunia hendaknya psikologinya seperti orang yang berada dalam penjara. Penghuni penjara tidak ada yang berfikir untuk berlama-lama di dalamnya. Ia selalu memikirkan apa yang akan dikerjakan nanti setelah keluar dari penjara. Kerinduan penghuni penjara adalah terbebas dari penjara untuk selanjutnya menikmati kebebasan diluar penjara. Nah begitulah psikologi seorang mukmin semasa hidupnya. Ia tidak berfikir untuk menumpuk kekayaan duniawi. Yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana melakukan sesuatu yang bermakna agar kelak nanti setelah meninggal memperoleh kebahagiaan surgawi. Ia mau berlapar-lapar puasa demi untuk nanti. Ia mau bersusah payah bekerja atau menolong orang demi ridha Allah yang akan dinikmati nanti di akhirat. Bagi orang mukmin, kematian disongsong dengan riang gembira seperti riang gembiranya seorang bertemu dengan kekasih yang dirindukannya. Yaitu kerinduan bertemu dengan Sang Khaliq.
--
Sahabatku aminkan doa ini mohon keteguhan iman, "Allahumma musharrifal-qulubana sharrif qulubana ‘ala tha’atika. “ Ya Allah, Dzat yang mengubah-ubah hati, ubahlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu” (H.R, Muslim).
0 Response to "Dunia Bagi Seorang Mukmin"
Post a Comment