Pintu Hati Yang Terbuka
Seorang Ibu bertutur, diawal pernikahan keluarganya begitu harmonis, tahun demi tahun mereka saling menyayangi, usahanya bertambah maju, rizki semakin berlimpah. Hampir yang dulu hanya impian semuanya dengan mudah diwujudkan. Perubahan itu justru mulai terjadi ketika ia memiliki anak yang ke empat. Suatu hari suaminya tidak pulang namun tidak ada sedikitpun dalam pikirannya suaminya berbuat yang aneh-aneh. tetapi dalam mimpi ia melihat sang suami bercengkerama dengan seorang perempuan yang sepertinya begitu sangat dikenalnya.
Kegalauan menyelimuti hatinya, sebagai seorang istri yang ingin menyelamatkan keluarga, ia memutuskan mencari suaminya dan mendapatinya suaminya sudah tinggal serumah dengan perempuan lain yang juga istrinya. Sang suami kaget dan usirlah dirinya. Hatinya menjerit. "Ya Allah, kenapa Engkau uji hambaMu sepedih ini?" Ucapnya lirih, air matanya mengalir dengan seolah tidak mengerti, apa yang Allah inginkan kepada diri dan keluarganya. Wajah anak-anaknya yang lucu tersenyum riang, berlarian menyambut dirinya. Tak kuasa menahan jeritan tangis dan air mata kesedihan. Kekecewaan hatinya membuat jatuh sakit. Anak-anak tidak ada yang mengurus, ibunya selalu menghibur dan menasehati, "sudahlah nak, mohonlah pada Allah agar pintu hati suamimu dibukakan oleh Allah..yang sabar."
Sungguh luar biasa, doa yang dipanjatkan sepanjang malam hampir tak pernah lepas memohon pada Allah, Allah berkenan membukakan pintu hati suami dan niatnya bershodaqoh di Rumah Amalia dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, akhirnya suaminya pulang. Betapa terkejutnya melihat suami tengah memeluk anak-anak, dengan berlinangan air mata. Sungguh betapa sulit untuk memaafkan pada laki-laki yang telah menyakiti hatinya dan telah membuat hidupnya terpuruk dalam kesedihan. Mulai perlahan hatinya memaafkan suami dengan penuh keikhlasan. Kebahagiaan bersama suami dan anak-anak untuk meraih keridhaan Allah.
Kegalauan menyelimuti hatinya, sebagai seorang istri yang ingin menyelamatkan keluarga, ia memutuskan mencari suaminya dan mendapatinya suaminya sudah tinggal serumah dengan perempuan lain yang juga istrinya. Sang suami kaget dan usirlah dirinya. Hatinya menjerit. "Ya Allah, kenapa Engkau uji hambaMu sepedih ini?" Ucapnya lirih, air matanya mengalir dengan seolah tidak mengerti, apa yang Allah inginkan kepada diri dan keluarganya. Wajah anak-anaknya yang lucu tersenyum riang, berlarian menyambut dirinya. Tak kuasa menahan jeritan tangis dan air mata kesedihan. Kekecewaan hatinya membuat jatuh sakit. Anak-anak tidak ada yang mengurus, ibunya selalu menghibur dan menasehati, "sudahlah nak, mohonlah pada Allah agar pintu hati suamimu dibukakan oleh Allah..yang sabar."
Sungguh luar biasa, doa yang dipanjatkan sepanjang malam hampir tak pernah lepas memohon pada Allah, Allah berkenan membukakan pintu hati suami dan niatnya bershodaqoh di Rumah Amalia dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, akhirnya suaminya pulang. Betapa terkejutnya melihat suami tengah memeluk anak-anak, dengan berlinangan air mata. Sungguh betapa sulit untuk memaafkan pada laki-laki yang telah menyakiti hatinya dan telah membuat hidupnya terpuruk dalam kesedihan. Mulai perlahan hatinya memaafkan suami dengan penuh keikhlasan. Kebahagiaan bersama suami dan anak-anak untuk meraih keridhaan Allah.
1 Response to "Pintu Hati Yang Terbuka"
Allah Maha kuasa, sy jg prnh ngalami demikian... Tak mudah awalnya utk memaafkan, mmg memaafkan mgkn bs tp utk melupakan tak semudah memaafkan, akan sll membekas di hati. Sgt susah dan berjuang, berperang batin utk iklhas melupakan...
Post a Comment