Cinta Itu Butuh Bukti

Jika anda mencintai seseorang, anda butuh bukti bukan janji. Ketika orang yang anda cintai bisa terlihat sholeh, salatnya khusyu’ rajin ke masjid, terlihat sebagai sosok yang sempurna karena apapun sanggup dia lakukan agar mendapatkan cinta anda.

Tapi begitu menikah, segala bisa berubah, tidak lagi rajin shalat, tidak lagi pernah ke masjid, tidak lagi nampak sholeh bahkan terkadang sedikit saja kesalahan menjadi pemarah karena baginya cinta sudah didapat lantas untuk apa semua itu.

Sebelum memilih pasangan, agar tidak menyesal kemudian. Cara yang paling mudah untuk membuktikan ketulusan hatinya adalah buatlah sesuatu yang bertentangan dengan yang dia harapkan. Jika dia berharap tampil cantik, maka tampillah jelek. Buatlah dirinya pada kondisi puncak, puncak kekesalan, puncak kekecewaan atau puncak kepedihan.

Jika orang seperti ini mampu melewati semua itu dengan kesabaran dan senyuman maka patutlah dia menjadi teman hidup anda. Orang seperti ini akan membuat anda merasa nyaman disisinya karena hatinya yang luas dan memahami bahwa setiap orang sedang belajar menjadi lebih baik. Jika tidak, ucapkan selamat tinggal untuknya karena dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

1 Response to "Cinta Itu Butuh Bukti"

Anonymous said...

kalau dalam prosesnya itu ada airmata tapi tetap mencoba bertahan dengan segala resikonya, apakah itu masih bisa disebut sabar mas?

bagaimana dengan keikhlasannya?

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel