Struktur Kepribadian Menurut Islam

Dalam pandangan Islam, kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas nafs, qalb, akal dan bashirah, interaksi antara jiwa, hati, akal dan hati nurani. Kepribadian, disamping bermodal kapasitas fitrah bawaan sejak lahir dari warisan genetika orang tuanya, ia terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, proses internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Dalam perspektif ini maka keyakinan agama yang ia terima dari pengetahuan maupun dari pengalaman masuk dalam struktur kepribadian seseorang. Seorang muslim dengan kepribadian muslimnya yang prima, tidak bisa merasakan enaknya daging babi, meskipun ia dimasak dengan standar seleranya. Seseorang dengan kepribadian muslimnya yang prima juga tidak sanggup melangkah melayani godaan maksiat. Demikian juga ia selalu terjaga dari tidurnya yang nyenyak jika ia belum menjalankan salat Isya.

Sudah barang tentu kualitas kepribadian muslim setiap orang berbeda-beda. Kualitas kepribadian muslim juga tidak mesti konstan, terkadang kuat, utuh dan prima, tetapi di kala yang lain bisa saja terdistorsi oleh pengaruh di luar keyakinan agamanya. Konseling agama adalah dimaksud untuk menghidupkan getaran batin iman dari orang yang sedang terganggu kejiwaannya hingga kepribadiaanya tidak utuh, agar dengan getaran batin iman itu sistem nafsaninya bekerja kembali membentuk sinergi yang melahirkan perilaku positip. Dalam keadaan tertentu motivasi agama merupakan kekuatan yang sangat besar dalam menggerakkan perilaku, sama halnya juga dalam keadaan tertentu, motivasi biologis (lapar misalnya) sangat besar pengaruhnya dalam tingkah laku manusia.

0 Response to "Struktur Kepribadian Menurut Islam"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel