Ojek Payung
Jakarta hujan seharian, dimana-mana kebanjiran. Banyak orang menjadi kesusahan. Turun dari angkot terpaksa diri untuk berteduh. Hujan semakin tidak reda, hujan malah menjadi-jadi. Anak-anak berlarian menawarkan payung. salah satunya menghampiri saya, “berapa sampai halte?” “tanya saya. dua rebu, om..” jawab bocah itu.
Sesampai halte, saya ambil lembar seribuan dua. Saya serahkan uang itu padanya. Bocah kecil dengan kaosnya yang basah kuyup dengan wajah memelas. “Om, tambahin dong seribu lagi..?” Ketika saya serahkan lagi satu lembar seribuan, wajah bocah kecil itu berubah ceria, berteriak sambil melambaikan tangannya. “Makasih, om..” Itulah Jakarta ditengah hujan dan banjir masih ada keceriaan
Sesampai halte, saya ambil lembar seribuan dua. Saya serahkan uang itu padanya. Bocah kecil dengan kaosnya yang basah kuyup dengan wajah memelas. “Om, tambahin dong seribu lagi..?” Ketika saya serahkan lagi satu lembar seribuan, wajah bocah kecil itu berubah ceria, berteriak sambil melambaikan tangannya. “Makasih, om..” Itulah Jakarta ditengah hujan dan banjir masih ada keceriaan
0 Response to "Ojek Payung"
Post a Comment