Kenapa mencintai Saya?
Setiap kali saya bertanya pada istri saya, apa yang membuat dirinya jatuh cinta pada diri saya. Istri saya selalu menjawab, “susah jawabnya mas, kalo dibilang ganteng, sampeyan nggak ganteng. Kalo dibilang pinter, juga nggak. Banyak duit, apa lagi. Juga nggak. Apa ya..?”
Begitulah laki-laki suka ge-er sendiri didepan istrinya, jadi suka bertanya pada istri apa yang membuat dia jatuh cinta pada suaminya.
Menurut al Qur’an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia,
sebaliknya cinta yang ditunaikan tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan. Dalam al Qur’an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku.
Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta`dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang,(yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan). Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub.
Begitulah laki-laki suka ge-er sendiri didepan istrinya, jadi suka bertanya pada istri apa yang membuat dia jatuh cinta pada suaminya.
Menurut al Qur’an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia,
sebaliknya cinta yang ditunaikan tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan. Dalam al Qur’an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku.
Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta`dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang,(yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan). Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub.
0 Response to "Kenapa mencintai Saya?"
Post a Comment