Rizki Keluarga

Setiap pagi istri saya selalu berkenan menyiapkan sarapan saya dan Hana, biasanya segelas susu sambil disuapin Hana bisa habis makan satu piring. Syukur alhamdulillah, biarpun tiap bulan terkadang gaji yang diterima oleh istri cuman tinggal separoh tetap saja istri saya masih bisa senyum-senyum dengan menerima rizki tulus ikhlas sebab dirumah selain untuk kebutuhan kami juga memiliki tanggung jawab untuk anak-anak pengajian dirumah dan juga anak-anak yang perlu kami bantu setiap bulannya.

“Teima kasih ya ayah, rizki ayah ternyata cukup buat kita sekeluarga ya..” begitulah kata istri saya dengan rasa syukur setiap menerima amplop diawal bulan.

Sebenarnya Alloh SWT telah menjamin rizki hambanya, bahkan jika seseorang ingin menikah tetapi ekonominya masih berat, kata al Qur’an nikah saja, Alloh SWT yang menjamin rizkinya (in yakunu fuqara yughnihimullah Q/an Nur:32). Banyak pasangan ketika baru nikah belum memiliki harta apa-apa, tetapi kemudian mereka hidup berkecukupan. Sebaliknya ada yang ketika menikah sengaja mencari pasangan atau mertua orang kaya, ternyata tak terlalu lama sudah jatuh menjadi orang miskin. Ada yang semula suami lancar sebagai pencari nafkah, tetapi kemudian jatuh sakit berkepanjangan sehingga tak lagi produktip, kemudian sumber rizki berpindah melalui isteri.

Persoalan saluran rizki bisa menjadi problem ketika orang memandang bahwa rizki itu hanya rizkinya, bukan rizki keluarga. Suami yang sukses kemudian menjadi GR, memandang rendah isterinya. Ketika saluran rizki pindah lewat isteri, sang isteri juga kemudian menjadi GR, memandang sebelah mata suami. Inilah yang sering menjadi kerikil tajam, meski rizki melimpah, padahal sebenarnya rizki itu adalah rizki bersama sekeluarga.

1 Response to "Rizki Keluarga"

Anonymous said...

assalamu'alaikum,
Salam kenal. Terima kasih atas pencerahannya. semoga mas Agus dan kel selalu dalam lindungan Allah SWT.

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel