Bukan Hamba Pancingannya
Setiap sore Sadeli selalu saja pulang dari empang lewat depan rumah dengan membawa pancingannya. Kadang membawa ikan, kadang juga tidak. Kebanyakan orang bilang Sadeli “agak kurang waras.” Pekerjaannya hanya memancing ikan. Bahkan mungkin seumur hidupnya dia habiskan untuk memancing. Konon ada kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya saat Sadeli lahir sudah membawa pancingan dari dalam perut ibunya.
Sore itu saya dan istri melihat Sadeli sedang mematah-matahkan pancingannya. “loh, kok pancingannya dipatah-patahin ya..Sadeli jadi nggak bisa memancing lagi dong..”kata saya. Istri saya menjawabnya, “itu Sadeli bertanda orang yang lebih beriman daripada kita mas..” “Kok bisa, kenapa begitu?”
“Iya, karena Sadeli itu ingin menjadi hamba Alloh sepenuhnya, tidak ingin menjadi hamba pancingannya..” “lah, kalau pancingannya dia hancurkan, dia cari makannya pake apa? Terus makannya bagaimana?” Pertanyaan saya dalam mencerna kata-kata istri saya.
Tiba-tiba terdengar suara agak keras dari istri saya, “Mas, rizki yang atur Alloh, bukan pancingan, tau..”
Sore itu saya dan istri melihat Sadeli sedang mematah-matahkan pancingannya. “loh, kok pancingannya dipatah-patahin ya..Sadeli jadi nggak bisa memancing lagi dong..”kata saya. Istri saya menjawabnya, “itu Sadeli bertanda orang yang lebih beriman daripada kita mas..” “Kok bisa, kenapa begitu?”
“Iya, karena Sadeli itu ingin menjadi hamba Alloh sepenuhnya, tidak ingin menjadi hamba pancingannya..” “lah, kalau pancingannya dia hancurkan, dia cari makannya pake apa? Terus makannya bagaimana?” Pertanyaan saya dalam mencerna kata-kata istri saya.
Tiba-tiba terdengar suara agak keras dari istri saya, “Mas, rizki yang atur Alloh, bukan pancingan, tau..”
0 Response to "Bukan Hamba Pancingannya"
Post a Comment