Airmata Tak Pernah Kering
Ditengah informasi cepat menyebarluas, pertama kali saya mendengar ada orang meninggal karena flu burung, saya juga salahsatu orang yang panik. Jangan-jangan akan banyak orang yang meninggal karena flu burung. Informasi bahaya virus flu burung atau sering yang disebut dengan H5N1 membuat orang terkejut & juga kaget. Takut ketemu ayam dan takut makan ayam. Kalo Tika Pangabean Poject Pop takut ketemu ayam karena trauma masa kecil, masyarakat takut ketemu ayam karena flu burung.
Ketakutan masal terjadi, iklan di tv, penyuluhan pada peternak, aparat desa, bahkan pembelian vaksin flu burung terjadi besar-besaran. penghamburan uang rakyat ditengah makin susahnya kehidupan masyarakat kecil seolah menjadi "bancakan" (pesta pora) ditengah kecemasan masyarakat.
Entah berapa trilyun uang yang dihabiskan oleh departemen terkait untuk mengkampanyekan isu bahaya flu burung. secara vulgar masyakarat dianggap bodoh, dengan tidak ada penjelasan sebenarnya apa yang terjadi? Tiba-tiba terdengar berita vaksin flu burung yang menghabiskan anggaran negara memasuki masa expired.
Ditengah ketidakmengertian saya apa yang terjadi tentang virus flu burung, pagi tadi didalam metromini saya sempat berbincang dengan seorang anak berseragam sekolah, saya tanya "dek, cita-citanya pengen jadi apa?" "pengen jadi pembantu..." katanya. "jadi pembantu? kenapa pengen jadi pembantu?"
"kan enak pak, bantu2 orang trus dapet duit banyak.." katanya polos.
Tanpa terasa air mata saya menetes, Airmata keprihatinan untuk sebuah kenyataan ada anak yang tidak bercita-cita menjadi dokter atau menjadi presiden namun bercita-cita menjadi pembantu. apa jadinya jika anak-anak dinegeri ini bercita-cita menjadi pembantu?
Ah, airmata tak pernah kering untuk negeri ini...
----
Mereka beriman kepada Alloh dan hari Akhir, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (QS Al-Imran, 3: 114).
Ketakutan masal terjadi, iklan di tv, penyuluhan pada peternak, aparat desa, bahkan pembelian vaksin flu burung terjadi besar-besaran. penghamburan uang rakyat ditengah makin susahnya kehidupan masyarakat kecil seolah menjadi "bancakan" (pesta pora) ditengah kecemasan masyarakat.
Entah berapa trilyun uang yang dihabiskan oleh departemen terkait untuk mengkampanyekan isu bahaya flu burung. secara vulgar masyakarat dianggap bodoh, dengan tidak ada penjelasan sebenarnya apa yang terjadi? Tiba-tiba terdengar berita vaksin flu burung yang menghabiskan anggaran negara memasuki masa expired.
Ditengah ketidakmengertian saya apa yang terjadi tentang virus flu burung, pagi tadi didalam metromini saya sempat berbincang dengan seorang anak berseragam sekolah, saya tanya "dek, cita-citanya pengen jadi apa?" "pengen jadi pembantu..." katanya. "jadi pembantu? kenapa pengen jadi pembantu?"
"kan enak pak, bantu2 orang trus dapet duit banyak.." katanya polos.
Tanpa terasa air mata saya menetes, Airmata keprihatinan untuk sebuah kenyataan ada anak yang tidak bercita-cita menjadi dokter atau menjadi presiden namun bercita-cita menjadi pembantu. apa jadinya jika anak-anak dinegeri ini bercita-cita menjadi pembantu?
Ah, airmata tak pernah kering untuk negeri ini...
----
Mereka beriman kepada Alloh dan hari Akhir, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (QS Al-Imran, 3: 114).
0 Response to "Airmata Tak Pernah Kering"
Post a Comment