Air Mata Penyesalan

Malam itu selepas maghrib ada seorang pemuda mampir ke Rumah Amalia. 'Assalamu'alaikum..' 'Wa'alaikum salam Warahmatullah..'jawab saya. Tak lama kemudian anak muda memperkenalkan diri. Dia bertutur mendengar suara anak-anak pengajian telah membuat bulu romanya berdiri. Seolah beban terasa berat dipundaknya.

'Saya sejak kecil bapak dan ibu saya meninggal dunia. Saya dididik oleh nenek saya belajar agama namun sejak saya bekerja, saya jauh dari Allah SWT. Hanya mengenal minuman keras dan berbuat maksiat.' katanya, matanya memerah sambil menceritakan kenangan yang indah sewaktu kecil bersama neneknya. 'Ya Allah, Ampunilah hambaMu yang kotor ini, tunjukkanlah aku ke jalan yang Engkau Ridhoi.' katanya lirih, airmatanya nampak bercucuran.

Tanpa berkata-katapun saya merasakan betapa perih hatinya. Siapapun orang yang mendengarkan penuturan yang keluar dari lubuk hati terasa bagai tersayat. Begitupun saya. Anak muda itu begitu menyesali apa yang telah dilakukannya. 'Seolah beban itu berton-ton menindih saya mas.' katanya, matanya terlihat sembab.

Saya terdiam mendengarkan tutur katanya. Merenungkan apa yang telah dikatakannya lalu saya katakan padanya bagus juga bila ada penyesalan berarti masih ditunjukkan oleh Allah SWT pada jalan yang benar. Mendengar yang saya jelaskan wajahnya memerah, terkejut dan akhirnya menjadi lega. 'lantas apa yang harus saya lakukan mas? katanya. Saya menyarankannya untuk pindah kerja yang lama dan memulai pekerjaan baru serta berkumpul dengan orang-orang yang sholeh agar senantiasa bisa saling mengingatkan. Seperti kata pepatah, berkumpul dengan penjual ikan, kita bau amis, berkumpul dengan penjual minyak wangi, kita bau harum.

Malam itu terasa dingin, anak muda itu tiada henti memanjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi. Beban yang awalnya terasa berat menjadi ringan. Kehidupan selalu ada pilihan. menjadi bahagia atau menderita, hidup dalam kegelapan atau dalam cahaya, semua adalah pilihan hidup kita.

0 Response to "Air Mata Penyesalan"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel