Hati Yang Berserah
Ada seorang ibu separuh baya menjelang diusia senja, dari wajahnya terlihat guratan yang gigih, hati yang berserah. Walau sepanjang hidupnya dipenuhi dengan penderitaan. Dengan penuh kesetiaan menjaga anak-anak dan suaminya. Namun kepahitan hidup yang selalu didapatkannya. Suaminya lupa diri ketika kariernya menanjak, meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Bergantung masa depan hidupnya pada anaknya yang sulung malah membuat hatinya kecewa, beranjak dewasa pergi meninggalkan dirinya. Satu persatu anaknya pergi dengan kehidupannya masing-masing. Hingga masa menjelang usia senja beliau hidup seorang diri dipinggiran ibukota.
Pada pagi hari di Rumah Amalia, begitulah beliau bertutur pada kami dan banyak orang yang mengira beliau benar-benar dalam kesepian dan kesendirian. Dengan penuh semangat beliau menjawab, "Mas Agus, saya tidak hidup sendiri," Beliau melanjutkan, "Allah bersama saya, Allah yang menemani dalam hidup saya dalam bahagia dan derita." Begitulah tutur ibu yang menjalani hidup dengan penuh syukur dan sabar disaat hatinya penuh luka karena orang-orang yang didicintainya. "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan." (QS. an-Nahl : 128).
Pada pagi hari di Rumah Amalia, begitulah beliau bertutur pada kami dan banyak orang yang mengira beliau benar-benar dalam kesepian dan kesendirian. Dengan penuh semangat beliau menjawab, "Mas Agus, saya tidak hidup sendiri," Beliau melanjutkan, "Allah bersama saya, Allah yang menemani dalam hidup saya dalam bahagia dan derita." Begitulah tutur ibu yang menjalani hidup dengan penuh syukur dan sabar disaat hatinya penuh luka karena orang-orang yang didicintainya. "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan." (QS. an-Nahl : 128).
3 Responses to "Hati Yang Berserah"
Assalamu'alaikum mas Agus, klu boleh saya izin share catatan" mas agus di blog saya, terima kasih sebelumnya. Wassalamu'alaikum..
izin share ke facebook
Hal ini mengingatkan almarhumah ibu. .sedari sy kecil yg sy ingat ibu sgt menderita krn dimadu. Ibu yg mencari uang utk biaya anak2nya.walaupun msh mendpt jatah pensiunan ayah yg itu jg mesti dibagi dgn madunya. Ibu tak mau bercerai dgn ayah demi anak anaknya dan rela menanggung semua kepedihan hingga dihari tuanya. Ibu selalu bersabar dan sering sy lihat ibu menangis saat ia berdoa kpd Allah. Sampai ayah wafat ibu terkena stroke. Tak pernah sedikitpun ia mengeluh dgn sakitnya dan selalu tersenyum. 3 tahun terakhir ibu menjalaninya dan sampai keadaan kritis pun ibu tak pernah mengeluh atau merengek krn sakitnya. hingga akhir hayatnya akhirnya ibu pergi selama2nya. Pelajaran buat saya..sabar itu tiada batasnya..mungkin jika kita yg mengalami sgtlah sukar bisa sesabar itu tanpa mengeluh,ikhlas dan tetap sll tersenyum walau apapun yg tjd. terimakasih ibu atas segalanya..Terimakasih ya Allah telah memberikan ibu yg terbaik buatku.. Amin..
Post a Comment