Tukang Ojek
Buat saya kesempurnaan justru hadir pada sosok yang sederhana. Seperti halnya tukang ojek distasiun KA Citayem. Petang itu saya naik ojek. ditengah jalan naik ojek saya sempat berbincang dengannya. “Bang gimana rame?” tanya saya. “Alhamdulillah dari tadi siang baru narik dua kali.” Jawabnya.
“Cukup bang buat keluarga dirumah?” “alhamdulillah, cukup pak.” jawabnya lagi. Setiap kali menjawab pertanyaan selalu diawali dengan alhamdulillah, rasanya dalam kesederhanaan saya temukan kesempurnaan yang selalu mensyukuri nikmat yang diperolehnya.
“Cukup bang buat keluarga dirumah?” “alhamdulillah, cukup pak.” jawabnya lagi. Setiap kali menjawab pertanyaan selalu diawali dengan alhamdulillah, rasanya dalam kesederhanaan saya temukan kesempurnaan yang selalu mensyukuri nikmat yang diperolehnya.
4 Responses to "Tukang Ojek"
Mungkin kita harus banyak belajar dari kehidupan mereka yaa mas?
iya iko..kita mesti banyak belajar pada banyak orang..
hmmm.. terasa sejuk mendengarnya? sederhana identik dengan bersyukur ya mas?
betul mas joni, bersyukur dan menjalani hidup sederhana
Post a Comment