Kriteria keindahan

Menyapa pagi hari pada setiap orang yang terdekat buat saya adalah sebuah keindahan. Demikian halnya menyapa istri dengan satu senyum saja merupakan cara saya untuk memuliakannya. "Pagi ini mau masak apa?" tanya saya. "Saya mau masak rawon, kesukaannya mas agus." jawab istri saya. Rawon masakan istri saya teramat istimewa. semua masakan yang dibuatnya merupakan kriteria keindahan pada dirinya yang senantiasa saya syukuri. Dan setiap orang memiliki kriteria yang berbeda tentang keindahan. Termasuk juga anda.

Ketika di kota Pekalongan ada seorang ulama tua, duda berusia 70 tahun secara sederhana menyatakan kepada murid-muridnya (jamaahnya) bahwa ia membutuhkan seorang isteri untuk merawat dirinya yang sudah tua, ternyata yang segera menyatakan kesediaannya dan memang kemudian menjadi isterinya adalah seorang gadis berusia 20 tahun, gadis yang sangat rajin mengikuti pengajian dan menjadikan ulama itu sebagai idola dirinya.

Bagi gadis belia itu ternyata kriteria keindahan tidak lagi bersifat lahir, bukan yang gagah, perkasa, seksi tetapi sosok keagungan kepribadian. Ia mengabaikan tuntutan indahnya malam pertama, tetapi membayangkan bisa melahirkan anak yang merupakan keturunan dari ulama besar itu. Yang selalu terbayang di benak sang gadis adalah betapa bahagiaanya jika ia dapat menjadi ibu yang melahirkan seorang anak keturunan ulama yang menjadi idolanya.

1 Response to "Kriteria keindahan"

LiP said...

everyone has its own reasons

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel