Semut Di Kopyah

Beliau yang saya kenal dengan sebutan “abah” sangat sederhana. Bahkan orang-orang sering banyak belajar darinya. Kehidupan dunia politik tidak membuatnya menjadi silau pada dunia. Cenderung aneh, terkadang ada orang yang menyebutkan “naif” sebab ditengah kehidupan modernitas yang bergelimang materi beliau malah meninggalkan semuanya. Seringkali terucapkan kata-kata, “kita hanya perlu yang kita butuhkan.”

Malam itu saya menemani beliau ceramah Muharam disalah satu Masjid di ibukota. Selesai ceramah kami langsung pulang. Belum sampai turun menginjakkan tanah, Abah mengatakan, “gus, kita kembali ke masjid tempat ceramah tadinya..” Melihat apa yang dikatakan saya sempat terheran.

“ada sesuatu yang ketinggalan Pak?’ tanya saya.

“Kalau barang ketinggalan tidak masalah, tetapi seekor semut dilantai masjid tadi terbawa dikopyah saya. Kalau tidak kembalikan ke masjid, anak biniya pasti mencarinya..” Jawab abah.

1 Response to "Semut Di Kopyah"

Anonymous said...

ini fakta atau rekayasa ? kalau boleh, tolong ceritakan lebih jauh tentang "abah"


abufarrell@plasas.com

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel