Derita yang Menyucikan Jiwa

Malam belum begitu larut. Duduk berdua untuk berbincang tentang kehidupan teramat indah. Sehabis sholat maghrib anak-anak Amalia berdatangan. Disaat datangnya anak-anak Amalia juga kedatangan teman. Mas Imam seorang sahabat lama. Kemaren malam dirinya sakit, saya membantu untuk membawa ke dokter namun Mas Imam menolaknya. 'Alhamdulillah hari ini sudah mendingan, saya kemari mau mengucapkan terima kasih ama mas agus.' begitu tuturnya.

Baginya menyakini bahwa sakit bagai keping sisi mata uang. Pada satu sisi sakit adalah penderitaan dan disisi lain sakit adalah menyucikan. Mendengar penuturannya saya agak terheran. 'Mas Imam bisa jelaskan maksudnya sakit adalah menyucikan?'tanya saya.

Mas Imam menjelaskan bahwa sakit adalah menyucikan jiwa jika kita sadar kalau didalam sakit dan derita juga membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik. Jika debu yang beterbangan saja ada pesan kehidupan , apa lagi sakit dan derita yang jutaan nyawa orang melayang. lanjutnya, bila kita berkonsentrasi pada bimbingan hidup dalam setiap kejadian sakit dan derita maka kita menemukan cahaya ilahiah.

'Mas Imam, bukankah sikap itu fatalis? bukankah sikap seperti itu bisa diartikan tidak mau berusaha sembuh?'tanya saya. Mas Imam menuturkan itu bukan sikap tidak mau berusaha namun keihklasan dirinya untuk membayar hutang kepada kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan. Penjelasan Mas Imam ini membuat saya terhenyak untuk memahami, sungguh beruntunglah orang-orang yang disucikan dengan melalui derita.

Kebahagiaan begitu sangat indah di dalam hidup ini namun didalam perjalanan hidup saya banyak menjumpai orang-orang yang hidupnya menderita, penuh dengan dengan derai airmata tetapi mereka menjadi insan-insan yang mulia oleh penderitaan yang dialaminya. Penderitaan yang dialaminya membuat peka dan mudah terhubung atas penderitaan yang dialami oleh orang lain. Itulah sebabnya derita disebutnya sebagai menyuci jiwa sebab ia memberikan berlimpahkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan kita sebagai insan mulia.

0 Response to "Derita yang Menyucikan Jiwa"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel