Menanamlah Sebanyak-Banyaknya

Dulu sewaktu saya masih kecil, nenek selalu menanam pepaya ditepi lahan rumah. Selain pepaya, nenek suka menanam jahe, kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih. Pelataran rumah kami menjadi seperti apotik hidup. Nenek selalu menanam setiap hari sehingga tumbuh besar. Awalnya orang tidak pernah menghiraukan. Setiap kali orang lewat melihat tanaman yang tumbuh selalu saja ingin memetik atau mengambilnya.

Pernah ada tetangga yang meminta jahe, 'mbah nyuwun jahenya ya..' kata tetangga. 'Iya, ambil aja sendiri,'jawab Embah. Sejak itu mulai banyak tetangga yang meminta sesuai kebutuhan mereka.

Demikian juga kami sering mendapatkan manfaat dari tanaman itu, dengan sebagian tanaman nenek sering membuat jamu seperti beras kencur, kunyit asem untuk kami sekeluarga. Hari-hari demi hari yang ditanam semakin banyak sampai para tetangga sekitar rumah kami merasakan manfaat apotik hidup nenek bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Setelah kian lama berlalu, nenek telah tiada. Apa yang telah dilakukan sangat membekas dihati saya bahwa orang yang beruntung adalah penanam-penanam kebaikan. Tanaman yang berbuah kebaikan merupakan kebiasan-kebiasaan positif, perilaku yang terpuji, banyak orang yang mengambil manfaatnya dan yang paling merasakan manfaatnya adalah mereka yang menanam kebaikan itu sendiri. Karena itu selama masih ada kesempatan, menanamlah sebanyak-banyaknya, pelihara dan sirami supaya setiap orang memetik buah kebaikan yang kita tanam.

---
'Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.' [QS. az-Zilzalah: 7]

1 Response to "Menanamlah Sebanyak-Banyaknya"

Anonymous said...

assalammualaikum
terimakasih tulisannya
salam kenal

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel