Kesepian Kronis Memperburuk Kesehatan
Perasaan kesepian datang kepada siapapun sebagai tanggapan atas krisis perubahan yang tiba-tiba, misalnya akibat perceraian atau kematian seseorang yang teramat dicintai atau bahkan seseorang yang hidup dalam perkawinan bisa dihinggapi kesepian dan kesendirian. Dewasa ini kehidupan manusia begitu sangat rentan dan mudah menjadi kesepian ditengah kemajuan teknologi dan masyarakat semakin individualistik. Satu keluarga berkumpul makan bersama tidak lagi terlibat dalam perbincangan yang akrab namun masing-masing anggota keluarga sibuk dengan HPnya, makan bersama yang mestinya menjadi indah malah berubah sunyi senyap tenggelam dalam kesibukan individualistik. Bapaknya, sibuk, Ibunya sibuk, anak-anaknya juga sibuk sendiri. Inilah yang menimbulkan rasa kesepian ditengah kehidupan modernitas dengan kemajuan teknologi yang semakin individualistik.
Seringkali tanpa disadari setelah berjalan sekian lama akibatnya merugikan bagi kehidupan setiap individu dan keluarga kehilangan keintiman dan kedekatan dan berbagai gejala gangguan kesehatan fisik dan mental, nyeri serta sakit. termasuk sakit kepala, nyeri punggung, darah tinggi, emosional, mudah marah dan mudah tersinggung bahkan gangguan kejiwaan dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Akibatnya kita menjadi lebih ketakutan akan kesepian daripada bahaya kelaparan, hal itu disebabkan kita takut akan perasaan kehilangan dalam hubungan pribadi, terlebih dengan seseorang yang kita cintai atau kita butuhkan. Inilah yang menjadi paradoks, disatu sisi kita telah menyebabkan kesepian namun disisi lain kita takut kesepian itu sendiri.
Ada tiga jenis kesepian yang mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, jenis kesepian umum. Kesepian umum menghinggapi siapapun pada suatu saat tertentu atau waktu tertentu dan kemudian berlalu, misalnya kehilangan pekerjaan. Rasa kesepian karena kehilangan tempat bekerja, berkumpul dengan teman-teman satu kantor menyebabkan rasa kesepian namun kesepian itu hilang bersamaan dengan mendapatkan pekerjaan baru. Kedua, Kesepian akibat kehilangan. Kesepian ini datangnya tiba-tiba, kehilangan orang yang dicintai karena kematian atau perceraian. Selama ketahanan dirinya kokoh maka kesepian akan segera berlalu sampai kemudian terlibat dalam aktifitas baru. Ketiga, kesepian yang kronis, hal ini ditimbulkan karena sebuah ekspektasi yang begitu besar terhadap sesuatu bisa terhadap keluarga, anak, pasangan atau orang yang dicintai namun ternyata dikhianati, dikecewakan, disakiti sehingga timbul perasaan negatif akibat tidak adanya rasa percaya diri dan konflik diri yang mendalam menciptakan guncangan emosi jangka panjang sehingga menimbulkan kehawatiran terhadap diri sendiri dan tertekan yang membuat hilangnya keinginan atau harapan hidup.
Lantas bagaimana cara mengatasi kesepian yang kronis ini? Meskipun kesepian bukanlah penyakit mental namun dapat berakibat buruk terhadap kesehatan jasmani maupun emosi seseorang. Untuk bisa mengatasinya agar tidak kesepian maka hubungan relasi dengan Sang Khaliq menjadi penentu. Semakin kokoh iman dan ketaqwaan seseorang kepada Allah maka kesepian tidak akan pernah menghinggapi dirinya. Dzikir adalah wujud hubungan komunikasi kita dengan Allah, komunikasi yang kontinyu, intens dan harmonis melalui dzikir akan memberikan dampak ketenangan hati sekaligus menghilangkan perasaan kesepian kronis. Komunikasi kita yang intens dengan Allah melalui dzikir secara terus menerus selain menimbulkan dampak ketenangan hati juga membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, lebih indah, lebih membahagiakan dan keluarga kita menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah karena komunikasi yang terbangun disetiap anggota keluarga mendapatkan limpahan kasih sayang Allah. Sebagaimana Firman Allah.
'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram' (QS. ar-Raad : 28).
Seringkali tanpa disadari setelah berjalan sekian lama akibatnya merugikan bagi kehidupan setiap individu dan keluarga kehilangan keintiman dan kedekatan dan berbagai gejala gangguan kesehatan fisik dan mental, nyeri serta sakit. termasuk sakit kepala, nyeri punggung, darah tinggi, emosional, mudah marah dan mudah tersinggung bahkan gangguan kejiwaan dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Akibatnya kita menjadi lebih ketakutan akan kesepian daripada bahaya kelaparan, hal itu disebabkan kita takut akan perasaan kehilangan dalam hubungan pribadi, terlebih dengan seseorang yang kita cintai atau kita butuhkan. Inilah yang menjadi paradoks, disatu sisi kita telah menyebabkan kesepian namun disisi lain kita takut kesepian itu sendiri.
Ada tiga jenis kesepian yang mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, jenis kesepian umum. Kesepian umum menghinggapi siapapun pada suatu saat tertentu atau waktu tertentu dan kemudian berlalu, misalnya kehilangan pekerjaan. Rasa kesepian karena kehilangan tempat bekerja, berkumpul dengan teman-teman satu kantor menyebabkan rasa kesepian namun kesepian itu hilang bersamaan dengan mendapatkan pekerjaan baru. Kedua, Kesepian akibat kehilangan. Kesepian ini datangnya tiba-tiba, kehilangan orang yang dicintai karena kematian atau perceraian. Selama ketahanan dirinya kokoh maka kesepian akan segera berlalu sampai kemudian terlibat dalam aktifitas baru. Ketiga, kesepian yang kronis, hal ini ditimbulkan karena sebuah ekspektasi yang begitu besar terhadap sesuatu bisa terhadap keluarga, anak, pasangan atau orang yang dicintai namun ternyata dikhianati, dikecewakan, disakiti sehingga timbul perasaan negatif akibat tidak adanya rasa percaya diri dan konflik diri yang mendalam menciptakan guncangan emosi jangka panjang sehingga menimbulkan kehawatiran terhadap diri sendiri dan tertekan yang membuat hilangnya keinginan atau harapan hidup.
Lantas bagaimana cara mengatasi kesepian yang kronis ini? Meskipun kesepian bukanlah penyakit mental namun dapat berakibat buruk terhadap kesehatan jasmani maupun emosi seseorang. Untuk bisa mengatasinya agar tidak kesepian maka hubungan relasi dengan Sang Khaliq menjadi penentu. Semakin kokoh iman dan ketaqwaan seseorang kepada Allah maka kesepian tidak akan pernah menghinggapi dirinya. Dzikir adalah wujud hubungan komunikasi kita dengan Allah, komunikasi yang kontinyu, intens dan harmonis melalui dzikir akan memberikan dampak ketenangan hati sekaligus menghilangkan perasaan kesepian kronis. Komunikasi kita yang intens dengan Allah melalui dzikir secara terus menerus selain menimbulkan dampak ketenangan hati juga membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, lebih indah, lebih membahagiakan dan keluarga kita menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah karena komunikasi yang terbangun disetiap anggota keluarga mendapatkan limpahan kasih sayang Allah. Sebagaimana Firman Allah.
'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram' (QS. ar-Raad : 28).
0 Response to "Kesepian Kronis Memperburuk Kesehatan"
Post a Comment