Tuntunan Nabi Dalam Memilih Pasangan
Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memilih agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Allah Sang Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun, oleh karena itu sebagai manusia dan juga hamba Allah, ia tidak sanggup untuk sombong & sewenang-wenang. Secara horizontal orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada sesama karena tahu fungsi dan peran dirinya adalah pengejawantahan kasih sayang Allah bagi semesta alam.
Nah, bayangkan bila memiliki suami atau isteri yang karakteristik keberagamaannya seperti itu tentu saja janji Rasul akan terbukti, yakni memperoleh keberuntungan. Wanita atau pria bizatiddin, belum tentu yang lulusan sekolah agama karena hal itu baru indikator lahir. Karakteristik bidzatiddin akan terasa dalam berkomunikasi, dalam berinteraksi, yakni subtansi agamanya akan terasa menyejukkan, menenteramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos , mengagumkan. Dalam realita kehidupan ada orang yang beragama lebih menonjolkan syari’at lahir sehingga agamanya nampak gebyar-gebyar tetapi setelah sering berkomunikasi, lama berinteraksi dan berkali-kali bertransaksi, lama-kelamaan gebyar-gebyar agamanya tidak bisa diapresiasi, hilang kekaguman, hilang respek, meski tidak sampai menjadi musuh. Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaannya tetapi setelah lama berkomunikasi dan berinteraksi, kekaguman muncul, sangat respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup.
Untuk mengenal lebih mendalam terhadap karakteristik psikologis dan dzatiddin seseorang juga dapat dicapai melalui kebersamaan dalam kepedulian terhadap problem-problem kemanusiaan, misalnya dalam bersama-sama memikirkan bagaimana mengentaskan kemiskinan, bagaimana menyelenggarakan pendidikan tepat guna bagi anak-anak miskin, bagaimana membela orang lemah. Nah dalam ajang kepedulian seperti itu jatidiri dzatiddin seseorang akan muncul secara orisinal. Jatuh cinta di medan juang seperti ini biasanya akan berlanjut menjadi pasangan suami isteri yang memiliki kesamaan visi, indah, bersemangat dan tetap berpikir besar, Jodoh yang dijumpai di medan juang kemanusiaan menjamin kesamaan visi.
0 Response to "Tuntunan Nabi Dalam Memilih Pasangan"
Post a Comment