Kesucian Hati
Kesucian hati memberikan kita kekuatan untuk sanggup menerima pasangan apa adanya, bersedia memaafkan kemudian menguatkan agar pasangan kita tidak terjerumus pada kesalahan yang sama. ada seorang Ibu menderita depresi dan insomnia. Suaminya telah mengaku memiliki perempuan idaman lain. Sebagai seorang istri menyadari semakin dalam cintanya pada suami maka semakin perih luka dihatinya, namun luka itu juga mengajarkan kesabaran karena cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian, cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hatinya terluka. Allah membentuk dan melatih melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar cinta yang dimiliki untuk menjalani kehidupan ini.
Kedatangan beliau bershodaqoh untuk Rumah Amalia agar Allah berkenan membukakan pintu hati suami kembali kepada keluarga. Seminggu kemudian mendengar kabar mengejutkan, suaminya mengatakan bahwa dirinya telah meninggalkan perempuan itu dan meminta maaf atas semua perbuatannya. "Saya sudah menerima dan saya lebih mencintai suami saya sebagaimana Allah mencintai kami, meski pahit saya yakin Allah memberikan yang terindah dalam keluarga kami." tuturnya. Beliau bukan hanya keluar dari depresi dan insomnia tetapi juga belajar mensyukuri derita yang dialaminya. Kesucian hatinya telah mampu menjadikan kepahitan semanis madu. Kesabarannya telah mampu meluluhkan hati suaminya. Bahkan beliau lebih mencintai suami lebih dari sebelumnya.
'Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.' (QS. al-Baraqah :155-156).
Kedatangan beliau bershodaqoh untuk Rumah Amalia agar Allah berkenan membukakan pintu hati suami kembali kepada keluarga. Seminggu kemudian mendengar kabar mengejutkan, suaminya mengatakan bahwa dirinya telah meninggalkan perempuan itu dan meminta maaf atas semua perbuatannya. "Saya sudah menerima dan saya lebih mencintai suami saya sebagaimana Allah mencintai kami, meski pahit saya yakin Allah memberikan yang terindah dalam keluarga kami." tuturnya. Beliau bukan hanya keluar dari depresi dan insomnia tetapi juga belajar mensyukuri derita yang dialaminya. Kesucian hatinya telah mampu menjadikan kepahitan semanis madu. Kesabarannya telah mampu meluluhkan hati suaminya. Bahkan beliau lebih mencintai suami lebih dari sebelumnya.
'Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.' (QS. al-Baraqah :155-156).
0 Response to "Kesucian Hati"
Post a Comment