Penyesalan
Di Minggu pagi rumah kami kedatangan tamu yang singgah. Sepasang suami istri terpelajar. Sang istri bertutur dengan berlinangan air mata. Mereka berdua bekerja selama dua puluh tahun untuk masa depan anak-anaknya. Katanya, “Bagaimana saya tidak kaget, anak saya yang pertama. Saya kira kuliah dengan benar malah tidak tahunya, tidak pernah kuliah dan pemakai narkoba. Apa lagi yang bontot, malah lebih parah lagi.”
“Terus apa yang bapak ibu lakukan sekarang?”tanya saya. “Kami berdua memutuskan untuk tidak bekerja. Demi masa depan mereka berdua, kami akan menjaga & mendidik mereka dengan benar.” Kata bapak dan istrinya mengiyakan.
Wajah mereka nampak penuh penyesalan. Saya bisa merasakan kedukaan mereka yang teramat dalam. Tak berapa istri saya menghidangkan teh manis. Hana sedang asyik mencoret-coret buku tulisnya.
“Terus apa yang bapak ibu lakukan sekarang?”tanya saya. “Kami berdua memutuskan untuk tidak bekerja. Demi masa depan mereka berdua, kami akan menjaga & mendidik mereka dengan benar.” Kata bapak dan istrinya mengiyakan.
Wajah mereka nampak penuh penyesalan. Saya bisa merasakan kedukaan mereka yang teramat dalam. Tak berapa istri saya menghidangkan teh manis. Hana sedang asyik mencoret-coret buku tulisnya.
0 Response to "Penyesalan"
Post a Comment