Menguatkan Hati
Siang itu di Rumah Amalia saya menjelaskan padanya bahwa tugas kita senantiasa mendampingi pasangan hidup kita dalam suka maupun duka, menjadi penghibur suami ketika bersusah hati dan menjadi penopang suami ketika sedang limbung atau merasa kehilangan kepercayaan diri. Reaksi suaminya yang sering uring-uringan merupakan reaksi yang sangat manusiawi karena siapapun yang menghadapi ancaman kehilangan jabatan atau PHK cukup memberikan tekanan yang berat pada suami sekaligus seorang ayah yang bertanggungjawab terhadap keluarganya. Rasa tanggungjawab itulah yang memberikan tekanan psikologis yang berat bagi dirinya sehingga bila istri menghibur dengan tutur kata yang lembut masih dirasa belum cukup maka cobalah dengan tindakan seperti berhemat atau sudah mulai dengan berpikir mencari alternatif usaha mandiri atau berwirausaha sebab dengan cara ini menjadi kegiatan yang bisa menghibur suami bahwa masa depan dan rizki yang mengatur Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ketakutan akan kehilangan pekerjaan tentu saja akan berimbas pada semua anggota keluarga, tentu saja perlu didiskusikan bersama dengan suami dan harus diingat jika suami sedang sensitif, bila tidak bijak mengkomunikasikan tentunya malah hanya menimbulkan pertengkaran maka istri harus menjadi tegar dalam menerima kemungkinan yang terburuk suami bila sampai dirumahkan dari kantor tempatnya bekerja. Jadikanlah kondisi yang dialami ini sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak bersyukur atas semua nikmat dan anugerahNya dengan lebih giat melaksanakan sholat fardhu dengan tepat waktu. Mengajak suami dan anak-anak agar sabar & ikhlas menerima ketetapan Allah bahwa apapun yang terjadi, Allah senantiasa memiliki rencana yang terindah bagi keluarganya sehingga kebahagiaan dan ketenteraman hadir ditengah keluarga ketika dilanda guncangan hidup yang hebat.
0 Response to "Menguatkan Hati"
Post a Comment