Pancaran Dari Dalam Diri
pernah satu hari saya kedatangan seorang teman yang pusing memilih pasangan hidup. Saya katakan padanya, hal yang paling mudah adalah mengenalnya lebih dekat dengan berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita bisa melihat sosok diri yang sebenarnya.
Perempuan dan pria yang baik, belum tentu yang lulusan sarjana dengan prestasi gemilang, bukan pula seorang akhwat yang setiap hari berjilbab tebal & rapat, juga bukan pula seorang ikhwan yang pandai berkhotbah, karena hal itu baru indikator lahir. Karakteristik seseorang akan terasa dalam berkomunikasi, yakni subtansi agamanya tercermin dari tutur katanya menyejukkan, menentramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos , “mengagumkan” , terkadang seperti tidak rasional tetapi setelah direnungkan justru sangat logis.
Dalam realita kehidupan ada orang yang sholeh secara lahiriah sehingga agamanya nampak “gemerlapan”, tetapi setelah sering berkomunikasi dan lama-kelamaan “gemerlapan” agamanya tidak bisa diapresiasi, hilang kekaguman dan hilang respek.
Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaanya, bahkan nampak seperti orang baru belajar, tetapi setelah lama berkomunikasi, kekaguman muncul, sangat respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup, dan itulah pancaran muncul dari dalam dirinya.
Perempuan dan pria yang baik, belum tentu yang lulusan sarjana dengan prestasi gemilang, bukan pula seorang akhwat yang setiap hari berjilbab tebal & rapat, juga bukan pula seorang ikhwan yang pandai berkhotbah, karena hal itu baru indikator lahir. Karakteristik seseorang akan terasa dalam berkomunikasi, yakni subtansi agamanya tercermin dari tutur katanya menyejukkan, menentramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos , “mengagumkan” , terkadang seperti tidak rasional tetapi setelah direnungkan justru sangat logis.
Dalam realita kehidupan ada orang yang sholeh secara lahiriah sehingga agamanya nampak “gemerlapan”, tetapi setelah sering berkomunikasi dan lama-kelamaan “gemerlapan” agamanya tidak bisa diapresiasi, hilang kekaguman dan hilang respek.
Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaanya, bahkan nampak seperti orang baru belajar, tetapi setelah lama berkomunikasi, kekaguman muncul, sangat respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup, dan itulah pancaran muncul dari dalam dirinya.
0 Response to "Pancaran Dari Dalam Diri"
Post a Comment