Kemuliaan dibalik Kebencian
Beberapa hari yang lalu istri saya bercerita di depan Rumah Amalia banyak anak-anak SMP masih memakai baju seragam sekolah ada yang membawa batu, kayu, gesper seperti hendak tawuran menunggu anak-anak yang yang dianggap 'musuh' hendak lewat. Istri saya kemudian mengingat kepada anak-anak itu agar membubarkan diri. Sampai akhirnya mereka membubarkan diri setelah istri saya memberikan pengertian pada mereka bawa tawuran tidaklah berguna.
Entah apa yang menjadi alasan namun itulah wujud kebencian yang terpendam yang siap meledak. Ada jiwa yang merasa tersakiti, menyimpan dendam begitu erat yang ingin dimuntahkan. Bagi yang menyakiti membuat dirinya menjadi was-was karena akan ada balasan bagi dirinya. Anak-anak itu adalah gambaran betapa kebencian bisa menjangkiti siapapun dan mampu menularkan kebencian kepada orang lain.
Bila dipahami lebih mendalam sesungguhnya kebencian bukanlah semata-mata sumber dendam dan kemarahan, bukanlah murka dan juga bukan kutukan bagi manusia. Dibalik kebencian ada kemuliaan yang mengajarkan kepada kita bahwa hidup akan menjadi terasa sejuk nan indah bila dihiasi dengan cinta dan kasih sayang. Disetiap kejadian yang membuat kita menumpahkan air mata sekalipun selalu membawa pesan kemuliaan bagi hidup kita mengajarkan agar cinta dan kasih sayang digunakan sebagai cara membalas melawan kemarahan dan kebencian.
Banyak orang yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kehidupan umat manusia dimuka bumi. Namun saya menyakini selain tugas kita berusaha dan berdoa agar kebencian tidak menjadi virus yang menyebar, diperlukan sebuah kesabaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang sebagai pilihan dalam menemukan solusi dalam menghadapi masalah kehidupan kita. Mensucikan jiwa dari kebencian membuat hidup kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (QS. 91: 9-10).
Entah apa yang menjadi alasan namun itulah wujud kebencian yang terpendam yang siap meledak. Ada jiwa yang merasa tersakiti, menyimpan dendam begitu erat yang ingin dimuntahkan. Bagi yang menyakiti membuat dirinya menjadi was-was karena akan ada balasan bagi dirinya. Anak-anak itu adalah gambaran betapa kebencian bisa menjangkiti siapapun dan mampu menularkan kebencian kepada orang lain.
Bila dipahami lebih mendalam sesungguhnya kebencian bukanlah semata-mata sumber dendam dan kemarahan, bukanlah murka dan juga bukan kutukan bagi manusia. Dibalik kebencian ada kemuliaan yang mengajarkan kepada kita bahwa hidup akan menjadi terasa sejuk nan indah bila dihiasi dengan cinta dan kasih sayang. Disetiap kejadian yang membuat kita menumpahkan air mata sekalipun selalu membawa pesan kemuliaan bagi hidup kita mengajarkan agar cinta dan kasih sayang digunakan sebagai cara membalas melawan kemarahan dan kebencian.
Banyak orang yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kehidupan umat manusia dimuka bumi. Namun saya menyakini selain tugas kita berusaha dan berdoa agar kebencian tidak menjadi virus yang menyebar, diperlukan sebuah kesabaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang sebagai pilihan dalam menemukan solusi dalam menghadapi masalah kehidupan kita. Mensucikan jiwa dari kebencian membuat hidup kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (QS. 91: 9-10).
0 Response to "Kemuliaan dibalik Kebencian"
Post a Comment