Menyambut Indahnya Mentari Pagi
Kalau hari ini anda diberitahu oleh dokter bahwa umur anda tinggal 3 bulan lagi, kira-kira apa yang hendak anda lakukan? Barangkali kita bisa ketakutan, bisa juga cemas. atau juga adanya perubahan karakter
Ada seorang ibu pernah saya jumpai dulunya terkenal pelitnya minta ampun, tiba-tiba menjadi sangat dermawan terhadap tetangga karena dirinya sudah mengetahui berapa lama lagi hidupnya. Katanya disuatu pagi, "Mas Agus, baru kali ini terasa indah menyambut matahari pagi."
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita terjebak pada diri yang palsu. diri yang palsu selalu saja menawarkan kesenangan hidup sesaat, kemewahan dunia dan juga kenikmatan badaniah semata. Bagi seorang laki-laki bisa jadi kata cinta mudah sekali terucapkan karena untuk kepentingan biologis. Bahkan kalau perlu ditunjang dengan segala cara untuk bisa menyalurkan hasrat libidonya. karena itulah disaat mata hati dibutakan oleh nafsu hanya dirinya yang mampu mengendalikan.
Bahkan banyak orang yang merasa terasing dengan dirinya sendiri, juga kehilangan dirinya sendiri yang berhubungan dengan nilai-nilai spiritualitas sehingga terjerat pada penyakit yang merusak karakter dan perilaku yang positif kemudian menjadikan dirinya diperbudak oleh keinginan sesaat yang menimbulkan kondisi mental yang sakit.
Keluarga merupakan cerminan kondisi insan yang berada di dalamnya. jika kita ingin membangun keluarga yang sehat maka kita perlu cara untuk menyehatkan dalam diri setiap insan. Maka untuk bisa membangun insan yang sehat maka diperlukan jalan hidup yang bersih. Yaitu sebuah jalan yang tersambung dengan sumber energi (Ilahi Robbi) agar kita mampu memberikan cahaya bagi orang lain yang dalam kegelapan. Mencintai dan melayani kemanusiaan. Dengan demikian membuat tubuh kita menjadi sehat.
jika tubuh kita sehat, betapa indahnya mentari pagi ini...
Ada seorang ibu pernah saya jumpai dulunya terkenal pelitnya minta ampun, tiba-tiba menjadi sangat dermawan terhadap tetangga karena dirinya sudah mengetahui berapa lama lagi hidupnya. Katanya disuatu pagi, "Mas Agus, baru kali ini terasa indah menyambut matahari pagi."
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita terjebak pada diri yang palsu. diri yang palsu selalu saja menawarkan kesenangan hidup sesaat, kemewahan dunia dan juga kenikmatan badaniah semata. Bagi seorang laki-laki bisa jadi kata cinta mudah sekali terucapkan karena untuk kepentingan biologis. Bahkan kalau perlu ditunjang dengan segala cara untuk bisa menyalurkan hasrat libidonya. karena itulah disaat mata hati dibutakan oleh nafsu hanya dirinya yang mampu mengendalikan.
Bahkan banyak orang yang merasa terasing dengan dirinya sendiri, juga kehilangan dirinya sendiri yang berhubungan dengan nilai-nilai spiritualitas sehingga terjerat pada penyakit yang merusak karakter dan perilaku yang positif kemudian menjadikan dirinya diperbudak oleh keinginan sesaat yang menimbulkan kondisi mental yang sakit.
Keluarga merupakan cerminan kondisi insan yang berada di dalamnya. jika kita ingin membangun keluarga yang sehat maka kita perlu cara untuk menyehatkan dalam diri setiap insan. Maka untuk bisa membangun insan yang sehat maka diperlukan jalan hidup yang bersih. Yaitu sebuah jalan yang tersambung dengan sumber energi (Ilahi Robbi) agar kita mampu memberikan cahaya bagi orang lain yang dalam kegelapan. Mencintai dan melayani kemanusiaan. Dengan demikian membuat tubuh kita menjadi sehat.
jika tubuh kita sehat, betapa indahnya mentari pagi ini...
1 Response to "Menyambut Indahnya Mentari Pagi"
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semuanya, agar selalu bisa menikmati kebahagiaan hidup sejati, lahir-batin, dunia dan akhirat kelak. Amien...
Salam dari Surabaya.
Post a Comment