Keberkahan di Balik Ujian
Ujian yang terberat dalam hidup kita adalah ketika kita sedang bahagia. karena disaat kita bahagia biasanya kita lengah, kita biasanya terlupa sehingga jika ujian itu datang menimpa diri kita hal itu membuat kita terkaget. Kita sama sekali tidak mempersiapkan diri dengan baik.
Kebahagiaan sering kali membuat lupa diri. Kita tidak sadar dan tidak awas terhadap sekeliling kita karena kita sedang merasakan suatu kenikmatan yang tidak terhingga . Biasanya hati terbuai kenikmatan begitu tertimpa kesedihan akan terasa keras guncangannya.
Saya pernah mengenal seorang teman yang sangat sukes di dalam kariernya. Dari ke kantor terbiasa naik metromini kemudian naik sepeda motor terus punya mobil mewah, gaji besar dan rumah begitu indah bagai istana. Sampai lupa anak dan istrinya terabaikan. Sibuk berhura-hura dengan kenikmatan kehidupan malam. Tiba-tiba perusahaan bangkrut, semua aset disita untuk membayar hutang dan harus memulai hidupnya dari awal kembali namun beruntunglah semua peristiwa yang sempat membuat lupa diri menyadarkan agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan pulang ke rumah menemui anak dan istrinya. Beruntunglah beliau karena anak dan istrinya menyambut dengan penuh cinta dan kasih sayang.
'Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, 'Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.' Sebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya. (QS. az-Zumar: 49).
Setiap kali Allah memberikan ujian maka disaat itulah Allah melimpahkan keberkahan pada diri kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji hambaNya apakah mampu melewati ujian disaat dia sedang diatas? dipuncak kejayaannya? Disaat seperti inilah kita harus instropeksi diri. Apakah kita telah bersyukur atas nikmat yang telah dibeikan olehNya? Apakah kita lalai kewajiban kita sebagai seorang muslim? Apakah kita lalai sebagai kepala rumah tangga atau tugas seorang istri?
Dan bila kita lulus melewati ujian itu, Allah melimpahkan keberkahan untuk diri kita dan keluarga kita. Bila menghadapi ujian mendadak lagi dalam kehidupan maka kita sudah tidak lagi kaget dibuatnya karena sudah pernah mengalaminya. Selain itu Allah melimpahkan kenikmatan dan meninggikan derajat kita dan keluarga kita ke tempat yang lebih mulia yaitu ditempat hamba-hambaNya yang senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Dan Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanya jualah kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baraqah : 155-157).
Kebahagiaan sering kali membuat lupa diri. Kita tidak sadar dan tidak awas terhadap sekeliling kita karena kita sedang merasakan suatu kenikmatan yang tidak terhingga . Biasanya hati terbuai kenikmatan begitu tertimpa kesedihan akan terasa keras guncangannya.
Saya pernah mengenal seorang teman yang sangat sukes di dalam kariernya. Dari ke kantor terbiasa naik metromini kemudian naik sepeda motor terus punya mobil mewah, gaji besar dan rumah begitu indah bagai istana. Sampai lupa anak dan istrinya terabaikan. Sibuk berhura-hura dengan kenikmatan kehidupan malam. Tiba-tiba perusahaan bangkrut, semua aset disita untuk membayar hutang dan harus memulai hidupnya dari awal kembali namun beruntunglah semua peristiwa yang sempat membuat lupa diri menyadarkan agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan pulang ke rumah menemui anak dan istrinya. Beruntunglah beliau karena anak dan istrinya menyambut dengan penuh cinta dan kasih sayang.
'Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, 'Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.' Sebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya. (QS. az-Zumar: 49).
Setiap kali Allah memberikan ujian maka disaat itulah Allah melimpahkan keberkahan pada diri kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji hambaNya apakah mampu melewati ujian disaat dia sedang diatas? dipuncak kejayaannya? Disaat seperti inilah kita harus instropeksi diri. Apakah kita telah bersyukur atas nikmat yang telah dibeikan olehNya? Apakah kita lalai kewajiban kita sebagai seorang muslim? Apakah kita lalai sebagai kepala rumah tangga atau tugas seorang istri?
Dan bila kita lulus melewati ujian itu, Allah melimpahkan keberkahan untuk diri kita dan keluarga kita. Bila menghadapi ujian mendadak lagi dalam kehidupan maka kita sudah tidak lagi kaget dibuatnya karena sudah pernah mengalaminya. Selain itu Allah melimpahkan kenikmatan dan meninggikan derajat kita dan keluarga kita ke tempat yang lebih mulia yaitu ditempat hamba-hambaNya yang senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Dan Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanya jualah kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baraqah : 155-157).
0 Response to "Keberkahan di Balik Ujian"
Post a Comment