Meredam Dendam Dengan Kasih Sayang

Pada suatu malam di Rumah Amalia, kami kedatangan tamu. Disaat anak-anak Amalia membaca kitab suci al-Quran beliau mendengarkan dengan khitmad. 'Sudah lama saya tidak pernah mengaji Mas,' begitu tutunya malam itu. Kedatangannya pada malam itu memang sudah diniatkan ingin berbagi keberkahan rizki yang diterimanya untuk anak-anak Amalia. Disaat berkelimpahan rizki rumah tangganya dirundung prahara.

Beliau bertutur, ditengah kesibukannya mencari nafkah. Seolah ditikam dijantungnya yang paling dalam oleh istrinya sendiri justru meninggalkan dirinya dan sang buah hatinya pergi bersama laki-laki lain. Rasa marah dan dendam mengobarkan seluruh tubuhnya, seiring dengan waktu istrinya datang kembali dan meminta maaf seolah tidak ada masalah apapun. Sementara dedamnya sudah terlanjur menjalar.

Air matanya mengalir ditengah wajahnya yang terlihat gersang ketika bertanya apa yang dilakukannya. Saya katakan padanya alangkah indahnya bila kita mampu meredam dendam dengan kasih sayang. 'Cintailah istri anda dengan setulus hati sekalipun pernah melakukan kesalahan, hal itu menjadi indah dimata anak-anak kita dan dimata Allah Subhanahu Wa Ta'ala.'

Setelah sekian lama berlalu, sejak perjumpaan kami malam itu. Beliau kemudian hadir bersama istri dan anaknya di Rumah Amalia. Wajahnya berseri-seri, istrinya dan anaknya terlihat ada kebahagiaan hadir menyelimuti hatinya. 'Sungguh Allah Maha Besar, mampu meredam dendam dihati saya dengan kasih sayang, Mas..' tuturnya. Subhanallah.

---
'Allahuma robbi nabiyyi muhammadin, ighfirly dzanbii wa azhib ghaizha qolbi wa ajirni min mudhilatil fitnah.' Artinya, 'Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kemarahan dari hatiku dan selamatkanlah aku dari marabahaya kesesatan segala bentuk fitnah.'

0 Response to "Meredam Dendam Dengan Kasih Sayang"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel