Kerinduan Pada Ayah
Sebagai seorang anak, terkadang memiliki kerinduan pada ayah. Namun sosok ayah telah membuat hatinya marah, sakit terluka dan kecewa. Begitulah penuturan seorang ibu di Rumah Amalia. Sewaktu kecil, ia mempunyai harapan yang ideal terhadap ayahnya karena belum mengerti betapa rumitnya kehidupan, ia berharap ayah yang sempurna. Kenyataan yang justru dialami adalah ayahnya justru membuat kecewa dan membuat hatinya terluka. Disaat usia masih duduk dibangku Sekolah, dirinya menerima kenyataan pahit bahwa ayah yang diidolakan ternyata memiliki kekurangan. Ayah menikah yang kedua kali, meski semua itu telah terjadi, membuat hatinya sakit dan terluka, dirinya berusaha untuk melupakan malah membuat semakin dalam luka itu, karena kecintaan tak sanggup untuk meninggalkan ayah dan ibunya.
Sampai suatu hari sang ayah jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit, sebagai seorang anak, ia menjaga dan merawat ayahnya. Selama sakit ayahnya mengungkapkan perasaan bersalah terhadap anak-anak & istrinya. Perasaan bersalah itulah yang menyebabkan ayah jatuh sakit. Ia sebagai anak mampu memaafkan sehingga kesehatan sang ayah menjadi cepat pulih. Dulu setiap kali melihat sosok ayah selalu saja membuatnya marah. "Alhamdulillah Mas Agus, Allah membukakan pintu hati saya sehingga menyadari ternyata memaafkan jauh lebih membahagiakan daripada membenci," tutur beliau. Perasaan benci dapatkan menghancurkan karena menimbulkan stres berkepanjangan. Ia dapat merasakan sendiri dengan meninjau ulang pandangannya terhadap ayah, ia dapat melihat kebaikan dan memaafkan kesalahan-kesalahan ayahnya, dengan demikian hatinya menjadi terasa lebih ringan dan lebih indah. Bahkan belajar dari pengalaman ayahnya tidak ada orang yang sempurna, juga tidak ada perkawinan yang sempurna, yang ada adalah keberanian dan ketabahan menghadapi ujian dan cobaan yang Allah berikan agar ia senantiasa bersyukur dan bersabar dalam hidup ini.
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada." (QS. an-Nur :22).
Sampai suatu hari sang ayah jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit, sebagai seorang anak, ia menjaga dan merawat ayahnya. Selama sakit ayahnya mengungkapkan perasaan bersalah terhadap anak-anak & istrinya. Perasaan bersalah itulah yang menyebabkan ayah jatuh sakit. Ia sebagai anak mampu memaafkan sehingga kesehatan sang ayah menjadi cepat pulih. Dulu setiap kali melihat sosok ayah selalu saja membuatnya marah. "Alhamdulillah Mas Agus, Allah membukakan pintu hati saya sehingga menyadari ternyata memaafkan jauh lebih membahagiakan daripada membenci," tutur beliau. Perasaan benci dapatkan menghancurkan karena menimbulkan stres berkepanjangan. Ia dapat merasakan sendiri dengan meninjau ulang pandangannya terhadap ayah, ia dapat melihat kebaikan dan memaafkan kesalahan-kesalahan ayahnya, dengan demikian hatinya menjadi terasa lebih ringan dan lebih indah. Bahkan belajar dari pengalaman ayahnya tidak ada orang yang sempurna, juga tidak ada perkawinan yang sempurna, yang ada adalah keberanian dan ketabahan menghadapi ujian dan cobaan yang Allah berikan agar ia senantiasa bersyukur dan bersabar dalam hidup ini.
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada." (QS. an-Nur :22).
0 Response to "Kerinduan Pada Ayah"
Post a Comment