Penyesalan Seorang Suami

Penyesalan seorang suami membuat luka hati istrinya, permintaan maaf tak juga menyembuhkan luka itu. Menjaga dan merawat cinta dan kasih sayang istri menjadi begitu bermakna bagi seorang suami. Pada sore hari, seorang istri dengan hati berbunga-bunga menanti suaminya yang hendak pulang dari kantor. Terbayang dibenak sang istri, mereka akan saling memeluk dan bertukar pikiran tentang apa yang telah terjadi siang hari. Sementara suaminya dikantor terkena marah dari atasannya, hal itu membuat shock dirinya.  Sesampai di rumah, suaminya ditegur dengan mesranya oleh sang istri. 'Sayang, apa yang sedang terjadi? Ceritakan kepadaku untuk meringankan beban dihatimu.' Wajahnya terlihat kusut, lemah lunglai dengan nada kesal suaminya menjawab, 'Mengapa kamu harus berbicara setiap saat? Apa kamu nggak bisa diam? Aku sudah bosan, aku tidak ingin mendengarkan suaramu lagi.'

Sang istri terkejut dan terpukul, hatinya tergores dan membuatnya terluka. Tak terbayangkan betapa sakitnya apa yang telah diucapkan oleh suami yang dicintainya dengan sepenuh hati. Ia berjanji untuk tidak bicara lagi dengan suaminya, 'Suamiku tidak ingin mendengarkan suaraku lagi. Aku tidak akan berbicara dengannya lagi!' Ucapnya dalam hati. Hal itu berlangsung selama 30 tahun. Suaminya penuh penyesalan. Berulangkali ia meminta maaf namun luka hati sang istri tidak pernah sembuh. Bahkan ketika sang suaminya sedang sakit keras, ia memohon agar istrinya memaafkan. penuh Isak tangis, "Istriku, biarkan aku mati dengan tenang. Sekali saja ucapkan bahwa kamu telah memaafkanku." Dan suamipun meninggal penuh dengan penyesalan yang belum termaafkan. Akankah pintu hati seorang istri tertutup pintu maaf bagi orang yang dicintai?

---
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan hidup kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 25:74).

0 Response to "Penyesalan Seorang Suami"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel