Bahagia Menjadi "Single Mother"
"Saya bahagia Mas, sekalipun menjadi Single Mother," begitulah tutur salah satu ibu dengan empat anak-anaknya perempuan yang masih kecil-kecil di Rumah Amalia. Menjadi ibu tunggal dari empat putrinya bukanlah pilihan dalam hidupnya, dua tahun lalu suami yang sangat dicintainya telah meninggal dunia. Bayangannya belum hilang dan terasa masih membekas meninggalkan luka yang teramat dalam, bahkan ia bersama empat anaknya harus rela pergi meninggalkan rumah peninggalan almarhum suaminya dan tinggal dikontrakan karena ingin hidup tenteram dan bahagia. Banyak orang ingin mengambil anaknya untuk diasuh namun semua ditolaknya, tetapi perjuangan yang paling berat dalam hidupnya adalah ketika anak-anaknya bertanya "Mengapa ayah nggak pulang Ma?" Ia hanya bisa menangis mendengar pertanyaan anak-anaknya. Kesulitan lain disaat anak-anaknya sakit, sebagai seorang ibu merasakan betapa pentingnya peran ayah.
Sahabatku, tidak akan pernah ada perempuan yang menginginkan menjadi "Single Mother" atau ibu tunggal. karena hal itu bukanlah pilihan melainkan satu kondisi yang tidak mudah dihadapi. Menerima apapun yang telah menjadi ketetapan Allah akan membuat ibu menjadi kuat dalam menjalani hidup ini, Ibu adalah tumpuan bagi anak-anaknya. Bila seorang ibu tidak kuat dan kokoh maka anak-anaknya akan menderita dan terpuruk. Itulah salah satu tugas di Rumah Amalia yaitu memberikan pendampingan dan pemulihan untuk ibu "Single mother" disaat tengah terpuruk. Bagi saya, ibu yang berperan sebagai "Single Mother" bukanlah perempuan biasa melainkan "Super Women", mereka menjadi ibu sekaligus ayah, harus menanggung beban hidup anak-anaknya dipundaknya seorang diri, mencari nafkah, mencuci baju, menyuapi, mengasuh, mendidik, mengantarkan sekolah dan membesarkan. Semua itu membutuhkan perjuangan, tetesan keringat dan air mata. Mereka adalah perempuan perkasa, pejuang bagi anak-anaknya ditengah samudra kehidupan yang penuh badai dan gelombang yang menghempas kapan saja.
Sahabatku, tidak akan pernah ada perempuan yang menginginkan menjadi "Single Mother" atau ibu tunggal. karena hal itu bukanlah pilihan melainkan satu kondisi yang tidak mudah dihadapi. Menerima apapun yang telah menjadi ketetapan Allah akan membuat ibu menjadi kuat dalam menjalani hidup ini, Ibu adalah tumpuan bagi anak-anaknya. Bila seorang ibu tidak kuat dan kokoh maka anak-anaknya akan menderita dan terpuruk. Itulah salah satu tugas di Rumah Amalia yaitu memberikan pendampingan dan pemulihan untuk ibu "Single mother" disaat tengah terpuruk. Bagi saya, ibu yang berperan sebagai "Single Mother" bukanlah perempuan biasa melainkan "Super Women", mereka menjadi ibu sekaligus ayah, harus menanggung beban hidup anak-anaknya dipundaknya seorang diri, mencari nafkah, mencuci baju, menyuapi, mengasuh, mendidik, mengantarkan sekolah dan membesarkan. Semua itu membutuhkan perjuangan, tetesan keringat dan air mata. Mereka adalah perempuan perkasa, pejuang bagi anak-anaknya ditengah samudra kehidupan yang penuh badai dan gelombang yang menghempas kapan saja.
0 Response to "Bahagia Menjadi "Single Mother""
Post a Comment